Ungkapan Krisis Kepemimpinan dalam Bahasa Aceh

Ilustrasi (foto: Pixabay)

Kehidupan sosial budaya Aceh acap menggunakan ungkapan atau bahasa tamsilan untuk menyindir sebuah keadaan. Ungkapan berikut salah satu contohnya.

Meunyo hana Siwah lam blang, daruet canggang jeut keu raja (Kalau Siwah — sejenis elang — sedang tidak ada di sawah, belalang sentadu atau belalang sembah pun bisa jadi raja).

Ungkapan yang sepadan dengan peribahasa Aceh tersebut dalam bahasa Indonesia adalah “Kalau tidak ada rotan, akar pun jadi”.

Dalam teori kepemimpinan, ungkapan ini bisa dikaitkan dengan kondisi sebuah organisasi yang tidak menerapkan kaderisasi. Akibatnya, terjadi krisis kepemimpinan. Nah, dalam situasi darurat, sosok yang tidak memenuhi syarat pun terpaksa didaulat menjadi pemimpin.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *