KABAR membanggakan datang dari scene musik indie Tanah Air. Bukan cuma satu, tapi dua band asal Indonesia berhasil masuk line up kompilasi legendaris The Emo Diaries chapter 13: Confessions of a Broken Man rilisan label independen kawakan asal Dallas, Deep Elm Records.
Mereka adalah Sadstory on Sunday dari Purwokerto dan Whitefox dari Bandung. Yang bikin makin gokil, ini pertama kalinya dalam sejarah Emo Diaries ada dua band dari negara yang sama nongkrong bareng di satu rilisan!
Sadstory on Sunday: Dari Purwokerto ke Dallas
Sadstory on Sunday, band post-rock/screamo dengan formasi Kemal Fuad Ramadhan (drum), Nanda Ardi Nugraha (gitar), Chandra Purnomo (gitar), dan Wimba Adhi Nugraha (bass), udah cukup lama wara-wiri di skena. Sejak 2007, mereka ngerilis 4 single, sempat nyemplung di dua kompilasi indie (The Empty Space Journey 2007 dan Revolution Autum vol.1 2014), sebelum akhirnya “diangkat” Deep Elm ke panggung internasional.
Yang unik, mereka nggak perlu submit form kayak band lain. Malah John Szuch, founder Deep Elm, langsung nge-email Kemal.
“Malah diemail kohhh kwkwk. Aku tanya, ada band Indo lagi gak? Eh dia bales, ada Whitefox. Pertama kali dalam sejarah satu kompilasi ada dua band dari negara yang sama,” cerita Kemal di WA.
Whitefox: Nafas Post-Rock dari Bandung
Dari Bandung ada Whitefox, band post-rock beranggotakan Rizky Darmawan (gitar), Ezen Kamaluidin (gitar), Sebastian Arga (bass & multi-instrument), dan Ray Julian (drum). Mereka cukup produktif: sejak 2015 sampai 2025 udah ngerilis 9 single, terakhir Where The Light Begins (Agustus 2025).
Yang dipilih Deep Elm buat masuk kompilasi juga bukan sembarang lagu. Bukan emo cengeng kayak stereotipe lama, tapi track instrumental/post-rock mereka. Jadi bisa dibilang, ini wajah baru emo yang lebih luas dan eksperimental.
Deep Elm & Warisan Emo Diaries
Buat yang belum tau, Deep Elm Records udah berdiri sejak 1995 dan dikenal keras kepala soal idealisme. Mereka ngerilis musik jujur, emosional, tanpa peduli tren industri. The Emo Diaries sendiri udah jalan sejak 1997, jadi semacam “ensiklopedia” scene emo dan post-rock dunia.
Dari seri ini lahir nama-nama besar kayak Mineral, The Appleseed Cast, Further Seems Forever, Lights & Motion, Moonlit Sailor, sampai Dorena. Bisa dibilang, kalau kamu band baru terus lolos ke Emo Diaries, itu tiket emas buat dikenal di level global.
Kebanggaan Anak Negeri
Dengan era internet yang bikin musik makin tanpa batas, masuknya dua band Indonesia sekaligus ke Emo Diaries bukan cuma prestasi, tapi juga bukti kalau skena lokal bisa bersaing di level dunia. Dari Purwokerto dan Bandung, suara anak-anak indie ini kini menggaung sampai Dallas.
Dan siapa tau, abis ini ada lebih banyak band lokal yang nyusul. Karena, hey… emo nggak pernah benar-benar mati. Dia cuma berevolusi.[]
:: Akhmad Alfan berkontribusi dalam menulis artikel ini