News  

220 Siswa NTT Keracunan Makan Gratis, Pengelola MBG Diminta Terbuka

Kepala Ombudsman NTT Darius Beda Daton (baju merah) meninjau pelajar SMP Negeri 8 Kota Kupang, yang menjalani perawatan medis di RSUD Kota Kupang, Jumat 25 Juli 2025 (foto: Sigiranus Marutho Bere)

KabarAktual.id – Sebanyak 220 siswa di Nusa Tenggara Timur (NTT) diduga keracunan usai mengonsumsi MBG. Kepala Ombudsman setempat, Darius Beda Daton, meminta pihak dapur pengolahan makan bergizi gratis (MBG) lebih terbuka.

Darius meminta agar koordinator program MBG di NTT dapat bersinergi dengan stakeholder pengawasan di tingkat pemerintah daerah, seperti dinas kesehatan, kecamatan, puskesmas, dan media massa, untuk memonitor sekaligus menjamin pelaksanaan program MBG berjalan lancar tanpa pengaduan.

Ombudsman menyesalkan kejadian tersebut dan meminta agar korban segera mendapatkan penanganan medis. Pemerintah wajib bertanggung jawab atas dampak langsung yang terjadi di lapangan karena program ini merupakan program pemerintah dan menggunakan APBN.

Darius berharap bahwa peristiwa keracunan yang terjadi di enam sekolah di NTT menjadi pelajaran berharga agar kejadian serupa tidak berulang. Ombudsman meminta agar SPPG sebagai pelaksana program MBG menerapkan standar pelayanan sesuai UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dalam pendistribusian menu MBG.

Ombudsman juga meminta agar SPPG dan sekolah sebagai penerima manfaat MBG mematuhi sekaligus melaksanakan Perpres Nomor 76 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik. Dengan demikian, kanal pengaduan di tingkat SPPG dan sekolah dapat melokalisasi laporan seputar pelayanan program MBG dan memudahkan semua pihak menyampaikan komplain dalam rangka evaluasi perbaikan layanan program MBG.

Sebelumnya, sebanyak 111 siswa dan siswi SMP Negeri 8 Kota Kupang, NTT, dilarikan ke sejumlah rumah sakit di Kota Kupang usai menyantap makan bergizi gratis. Korban keracunan pun bertambah menjadi 130 orang. Tak hanya di SMP Negeri 8 Kota Kupang, korban keracunan MBG juga dialami 13 murid SD Negeri Tenau Kota Kupang dan dua siswa SMA Negeri 1 Taebenu, Kabupaten Kupang. Kejadian yang sama juga dialami 75 siswa SMA dan SMK di Kabupaten Sumba Barat Daya.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *