News  

Wali Nanggroe Salurkan Satu Truk Bantuan untuk Korban Banjir Pidie Jaya

KabarAktual.id — Lembaga Wali Nanggroe menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga terdampak banjir bandang di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Minggu (7/12/2025). Bantuan berupa satu truk berisi sembako dan kebutuhan pokok diserahkan langsung ke sejumlah pos pengungsian.

Penyerahan bantuan dilakukan oleh Majelis Syura Wali Nangroe, H. Sulaiman Abda, atas nama Paduka Yang Mulia (PYM) Wali Nanggroe Tgk. Malik Mahmud Al Haytar. Bantuan itu menjadi bagian dari kepedulian lembaga terhadap masyarakat Aceh yang terdampak bencana hidrometeorologi ini.

Sulaiman Abda menjelaskan, bantuan ini merupakan wujud kasih sayang dan empati dari Wali Nanggroe kepada rakyat Aceh yang sedang diuji musibah. Kita berharap dapat meringankan sedikit beban masyarakat terdampak,” ujar mantan ketua Golkar Aceh itu.

Ia menegaskan lembaga Wali Nanggroe akan terus hadir bersama masyarakat dalam situasi darurat, termasuk memberikan dukungan moral dan logistik.

Banjir bandang dan longsor yang melanda Pidie Jaya sejak akhir November hingga awal Desember 2025 telah menimbulkan dampak besar. Data sementara menunjukkan korban jiwa di Pidie Jaya mencapai sedikitnya 16 orang meninggal dunia, dengan beberapa orang lainnya masih dilaporkan hilang dalam pencarian.

Bencana ini memaksa ribuan warga mengungsi. Laporan lokal mencatat puluhan ribu jiwa terdampak banjir, tersebar di lima kecamatan terdampak seperti Pante Raja, Meureudu, Meurah Dua, Ulim, dan Bandar Dua. Satu laporan menyebut jumlah pengungsi mencapai sekitar 41.957 jiwa, termasuk warga yang kini masih bertahan di kampung tetangga sambil menunggu tenda hunian sementara.

Kerusakan infrastruktur dan permukiman juga signifikan. Data dari dokumentasi foto menunjukkan sekitar 10.530 unit rumah di Pidie Jaya rusak atau terendam lumpur, memaksa 5.729 keluarga (sekitar 20.114 individu) mengungsi untuk sementara waktu. Di Desa Lhok Sandeng, misalnya, 17 rumah dilaporkan rusak berat, dengan 10 di antaranya hanyut terseret arus sungai Krueng Meureudu.

Dampak lain yang belum sepenuhnya terdata secara resmi termasuk kerusakan pada sawah, irigasi, dan jaringan jalan lokal yang ikut terendam atau tertimbun material banjir, serta sejumlah tempat ibadah dan fasilitas umum di berbagai desa yang terdampak. Kerusakan sejumlah jembatan dan akses jalan juga sempat memutus hubungan darat ke beberapa kampung, menghambat evakuasi dan distribusi bantuan.

Upaya pencarian korban hilang, penyaluran logistik, serta pemulihan fasilitas dasar masih berlangsung melibatkan pemerintah daerah, relawan, dan berbagai instansi kemanusiaan.[]

Logo Korpri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *