KabarAktual.id – Harga tiket pesawat dari Aceh menuju Medan dan Jakarta dilaporkan melonjak tajam pascabencana banjir di sejumlah wilayah. Fakta terbaru menunjukkan lonjakan terjadi pada tiket penerbangan yang dijual secara umum melalui aplikasi penjualan tiket, bukan semata pada penerbangan charter sebagaimana disampaikan Menteri Perhubungan.
Berdasarkan pantauan pada aplikasi penjualan tiket daring, harga tiket rute Banda Aceh–Medan untuk keberangkatan 17 Desember 2025 tercatat mencapai Rp 5 juta per penumpang. Padahal, dalam kondisi normal, harga tiket pada rute tersebut berkisar Rp 500 ribu hingga Rp 750 ribu.
Lonjakan harga tersebut memicu keluhan warga dan menjadi sorotan publik, terutama karena terjadi di tengah situasi pemulihan pascabencana yang meningkatkan kebutuhan mobilitas masyarakat Aceh.
Baca juga: Gagal Paham Tiket Mahal
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyatakan bahwa harga tiket pesawat yang melambung di Aceh bukan terjadi pada penerbangan reguler maupun perintis, melainkan pada penerbangan charter. “Jadi kalau charter memang agak sedikit berbeda. Karena kalau charter itu kan mereka menghitung tidak seperti reguler,” ujar Dudy dalam media briefing di Jakarta, Jumat (6/12/2025).
Baca juga: Krueng Geukueh Bisa Menjadi Gerbang Ekspor Aceh, Bea Cukai Sebut Ini Syaratnya
Menurut Dudy, pada penerbangan charter, operator menghitung biaya pulang-pergi pesawat, termasuk saat pesawat kembali tanpa membawa penumpang, sehingga seluruh biaya dibebankan kepada penyewa dan membuat harga per kursi jauh lebih mahal.
Penjelasan serupa disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Lukman F Laisa, yang menegaskan bahwa pemerintah tidak memiliki kewenangan mengatur tarif penerbangan charter karena sifatnya sewa penuh. “Kalau charter tentu kita tidak bisa batasi (harga tiketnya),” kata Lukman.
Namun, temuan harga tiket Banda Aceh–Medan yang mencapai Rp 5 juta di aplikasi penjualan tiket memperkuat dugaan bahwa lonjakan harga juga terjadi pada penerbangan yang diakses publik, bukan terbatas pada skema charter tertutup.
Kabar mahalnya tiket pesawat di Aceh sebelumnya juga mencuat dari laporan warga kepada mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melalui media sosial X. Dalam laporan tersebut disebutkan harga tiket rute Bandara Rembele (Bener Meriah)–Bandara Kualanamu mencapai Rp 3,5 juta per orang, jauh di atas tarif normal penerbangan perintis yang berkisar Rp 501.500.
Bahkan, tiket rute Bener Meriah–Banda Aceh dilaporkan sempat menyentuh Rp 8 juta per penumpang. Menanggapi laporan tersebut, Susi menegaskan bahwa Susi Air hanya melayani penerbangan perintis di wilayah Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara, dan tidak menjual tiket di luar skema tersebut kecuali untuk penerbangan charter.
Dia menegaskan bahwa Susi Air tidak menjual tiket di wilayah Provinsi Aceh, Sumbar, dan Sumut selain untuk penerbangan perintis. “Selain perintis tidak ada penerbangan lainnya, kecuali charter,” tulis Susi melalui akun X pribadinya, Kamis (4/12/2025).
Lonjakan harga tiket pesawat ini menambah daftar persoalan yang dihadapi masyarakat Aceh pascabencana, sekaligus memunculkan desakan agar pemerintah melakukan pengawasan lebih ketat terhadap layanan transportasi udara di masa darurat.[]












