KabarAktual.id – Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) yang sedang menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional di Malaysia, aktif memberikan pengajaran kepada anak-anak sekolah dasar di Kampung Jawa dan Batu 18, Hulu Langat, Selangor.
Kegiatan ini, yang dimulai sejak 7 Juli 2025 lalu, fokus pada peningkatan literasi dasar dan pengenalan budaya.
Setiap malam, pukul 20.00 hingga 21.30 waktu setempat, sesi belajar diadakan di Balai Raya Batu 18. Materi pelajaran meliputi Matematika, Bahasa Inggris, dan Membaca, yang disampaikan dengan metode komunikatif dan interaktif.
Selain akademik, mahasiswa USK juga memperkenalkan kekayaan budaya Aceh. Salah satunya melalui kelas menari Likok Pulo, tarian tradisional Aceh yang menonjolkan kekompakan dan nilai spiritual. Antusiasme anak-anak dalam menirukan gerakan demi gerakan menciptakan suasana belajar yang edukatif sekaligus menyenangkan.
“Kami ingin mereka merasa bahwa belajar itu beragam, bisa melalui buku, gerakan, seni, dan budaya. Momen ketika mereka semangat menari dan belajar berhitung dalam satu malam adalah pengalaman yang sangat berkesan bagi kami,” ujar Givel, salah satu siswa pengajar.
Interaksi hangat antara siswa dan peserta menjadi kunci suasana belajar yang nyaman. Anak-anak tidak hanya menunjukkan peningkatan pemahaman materi, tetapi juga semakin percaya diri dalam berekspresi dan berpartisipasi.
Keterampilan komunikasi siswa, fasilitas belajar yang memadai, dan semangat anak-anak menjadi faktor pendukung utama kegiatan ini. Meskipun demikian, perbedaan bahasa dan keterbatasan waktu tetap menjadi tantangan yang berhasil diatasi.
Kegiatan KKN ini secara langsung mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dengan mendorong akses pendidikan yang merata. Selain itu, kegiatan ini juga memperkuat pemahaman lintas budaya, selaras dengan semangat SDG 17: Kemitraan untuk Tujuan.
“Bagi kami, ini bukan hanya tentang mengajar. Ini adalah ruang belajar bersama, tempat kami dan anak-anak tumbuh, saling mengenal, dan berbagi cerita lintas negara,” tambah Riri, mahasiswa KKN lainnya.
Melalui upaya kecil yang berkelanjutan ini, mahasiswa USK menunjukkan bahwa pendidikan dan budaya dapat menjadi jembatan yang kuat untuk membangun masa depan yang inklusif, sehat, dan berdaya.[]
Sumber: Siaran pers