NEW YORK tengah bersiap menyambut pemimpin baru yang tak hanya mencetak sejarah politik, tapi juga menghangatkan linimasa media sosial. Zohran Mamdani, 34 tahun, dari Partai Demokrat, diproyeksikan menjadi Wali Kota New York City (NYC) berikutnya; wali kota pertama yang beragama Islam.
Bukan hanya sosoknya yang jadi sorotan. Warganet juga dibuat penasaran dengan sang istri, Rama Duwaji, ilustrator muda keturunan Suriah yang disebut-sebut sebagai salah satu “first lady” paling muda di sejarah kota itu; baru 28 tahun!
Baca juga: Muslim Pertama Pimpin New York, Zohran Mamdani Menang Tipis Lawan Cuomo
Kisah cinta mereka pun berawal dengan cara yang sangat gaul ala generasi sekarang: bertemu lewat aplikasi kencan Hinge pada tahun 2021. Kala itu, Zohran baru saja terpilih sebagai anggota Majelis Negara Bagian New York. Dari chat ringan, hubungan mereka berkembang cepat hingga akhirnya menikah di Balai Kota New York awal tahun ini.
Zohran sangat melindungi keluarga barunya. Dia menentang keras mereka yang mencoba masuk ke wilayah privacy.

Wali kota muslim itu mengatakan, bahwa Rama bukan hanya istrinya, tapi juga adalah seniman luar biasa yang pantas dikenal dengan caranya sendiri. “Kamu bisa mengkritik pandanganku, tapi jangan keluargaku,” tulis Mamdani membela sang istri saat foto-foto pernikahan mereka viral di media sosial.
Rama sendiri bukan sosok sembarangan. Dilansir CNN, perempuan kelahiran Texas ini sempat kuliah di Virginia Commonwealth University School of the Arts di Qatar, lalu menyelesaikan pendidikannya di Richmond. Ia dikenal lewat karya-karya ilustrasi dan animasi yang sering muncul di BBC, The New Yorker, dan Vogue.
Yang menarik, Rama-lah otak di balik logo dan identitas visual kampanye Zohran Mamdani—perpaduan warna kuning dan merah khas, di atas biru Demokrat—yang kini jadi simbol kemenangan sang suami.
Dalam wawancara dengan majalah YUNG, Rama mengaku seninya banyak terinspirasi isu-isu kemanusiaan dan politik global. “Aku membuat karya untuk orang-orang yang peduli dengan hal-hal yang juga aku pedulikan,” ujarnya.
Kini, pasangan yang awalnya hanya “match” di dunia maya itu akan melangkah ke panggung dunia nyata; memimpin kota terbesar di Amerika bersama, sambil tetap jadi inspirasi bagi generasi muda yang percaya bahwa cinta (dan algoritma) bisa membawa ke mana saja, bahkan sampai ke Balai Kota New York.[]












