News  

Dosen USK Perkenalkan Aplikasi CERDIK untuk Deteksi Diabetes

Tim edukasi Diabetes USK bersama pengurus PKK desa (foto: Ist)

KabarAktual.id – Tiga dosen Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh mengedukasi masyarakat terkait bahaya penyakit Diabetes melalui sebuah aplikasi yang diberi nama CERDIK. Mereka melakukannya di Desa Blang Krueng, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, sejak Maret 2025.

Tim kecil itu melibatkan partisipasi aktif Tim Penggerak PKK (TP PKK) desa dan kader kesehatan setempat. Para dosen yang inovatif itu adalah Dewi Yuliana dan Novi Afrianti dari Fakultas Keperawatan, serta Dara Rosita dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Mereka memberi tema kegiatan “Menurunkan Kadar Glukosa Darah Melalui Aplikasi Pictorial Riddel CERDIK. Sebuah inovasi yang menggabungkan edukasi visual dengan teknologi digital”.

Baca juga: Enam Guru Besar Dikukuhkan USK, Satu Profesor Mengembangkan Cabai Tahan Virus

Dewi menjelaskan, kegiatan ini diawali dengan pemeriksaan kesehatan menyeluruh bagi peserta, meliputi tekanan darah, nadi, pernapasan, dan kadar glukosa darah. “Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam manajemen mengontrol dan menurunkan kadar glukosa darah,” ujarnya, Rabu (17/9/2025).

Peserta juga mengisi kuesioner awal untuk memetakan kondisi kesehatan dan pemahaman mereka terkait pengelolaan glukosa darah. Tahap berikutnya adalah edukasi kesehatan dan bimbingan konseling yang berfokus pada pengelolaan glukosa darah, menggunakan metode Pictorial Riddel.

Baca juga: S2 Agroekoteknologi USK Terbaik di Indonesia

Menurut anggota tim lainnya, Dara, pendekatan visual ini dirancang agar materi mudah dipahami dan relevan dengan keseharian peserta. Inovasi berlanjut dengan pengenalan aplikasi digital CERDIK, yang dibagikan melalui grup WhatsApp. “Aplikasi ini menjadi alat bantu penting bagi peserta untuk memantau aktivitas sehat mereka dan mengelola stres,” urainya.

Untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitas program, kata dia, evaluasi penggunaan aplikasi dilakukan setiap hari Sabtu, beriringan dengan kegiatan senam rutin selama enam bulan. Senam mingguan ini tidak hanya menjadi bagian dari implementasi CERDIK untuk mendorong aktivitas fisik, tetapi juga memperkuat semangat kebersamaan antar kader desa.

Program ini ditutup dengan pengisian kuesioner post-test dan evaluasi menyeluruh terhadap efektivitas kegiatan. Hasilnya diharapkan menjadi dasar bagi pengembangan program serupa di masa mendatang. Pengakuan para dosen, kegiatan ini mendapatkan dukungan pendanaan dari hibah pengabdian Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia Tahun 2025.

Anggota tim satu lagi, Novi berharap, pemanfaatan teknologi aplikasi CERDIK secara kontinyu ini akan meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mengontrol gula darah dan manajemen diabetes mellitus. “Kegiatan ini menjadi bukti nyata sinergi antara akademisi dan masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup melalui pendekatan edukatif dan teknologi,” pungkasnya.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *