KabarAktual.id – Panitia seleksi (Pansel) JPT Pratama Pemerintah Aceh mengumumkan hasil seleksi tahap kedua. Sebanyak 18 nama dinyatakan lolos tiga besar untuk enam posisi jabatan eselon II.
Hasil kelulusan tiga besar disampaikan Ketua Pansel T Setia Budi melalui pengumuman resmi nomor: PANSEL.09.07-2024 tanggal 14 Juli 2024. Salah satu dari mereka yang dinyatakan lulus tiga besar itu akan mengisi jabatan pada enam posisi eselon II.
Menurut prediksi seorang ASN senior yang sudah pengalaman ikut seleksi JPT, untuk keenam posisi eselon II tersebut sudah ada putra mahkota. Yang paling banyak disebut ASN dengan inisial TZ yang kabarnya disiapkan untuk kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa.
Kemudian, ASN dengan inisial AA diprediksi akan menempati posisi sebagai kepala Biro Administrasi Pimpinan. Untuk jabatan Sekretaris DPRA, disebut-sebut, akan diberikan untuk ASN dengan inisial AHP.
Masih menurut sumber yang sama, posisi Staf Ahli disiapkan untuk RAS dan kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana disiapkan untuk ASN dengan inisial TNS. “Melihat hasil seleksi, sepertinya prediksi saya tidak meleset,” ujarnya.
Ketua Pansel T Setia Budi yang dikonfirmasi media ini, sebelumnya, telah membantah isu “putra mahkota” pada seleksi JPT Pemerintah Aceh yang dipimpinnya. “Saya kira dugaan atau ‘tuduhan’ semacam itu tidak beralasan,” ujarnya kepada KabarAktual.id, Selasa (9/7/2024) sore.
Menurut Setia Budi, isu sejenis selalu muncul setiap kali berlangsung seleksi JPT. Kata dia, ada saja pihak yang menganggap kegiatan itu bernuansa formalitas.
Ia menyinggung lagi peristiwa lulusnya tiga anak mantan Sekda ke dalam tiga besar yang disebut karena ada perlakuan istimewa pada seleksi JPT beberapa waktu lalu.
Setia Budi mempertanyakan kembali peristiwa tersebut. “Nah, setelah dilakukan pelantikan nyatanya bagaimana? Apakah dugaan itu benar?” tanya mantan Sekda Aceh itu.
Ia meminta semua pihak agar memberi kepercayaan kepada tim yang sedang bekerja. “Percayalah bahwa orang-orang yang ada di pansel itu adalah orang yg berintegritas. Bahwa kalau ada orang-orang yang diduga telah disiapkan untuk jabatan tertentu, saya kira tidak benar,” tegasnya.
Menurut ketua pansel, kalau pun nanti pihaknya mengumumkan nama-nama peserta yang lulus, itu semata memang karena kapasitasnya, dan sepanjang pengetahuan pansel. “Sekali lagi, sepanjang informasi yang ada pada pansel bahwa yang bersangkutan juga punya integritas,” kata Setia Budi.
Karena itu, sambungnya, adalah wajar kalau kemudian gubernur memilih calon “pembantunya” orang yang relatif memenuhi kedua kriteria (kapasitas dan integritas) dan secara kebetulan terpilih orang yang diduga telah disiapkan. “Bagaimana … apakah salah?” tanya Setia Budi.[]