News  

Abdya Hadapi Problem SDM, Bupati Minta Gubernur Tempatkan Kacabdin dari Putra Daerah

KabarAktual.id – Usai dilantik oleh Gubernur Aceh Muzakir Manaf, Minggu (16/2/2025), Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Safaruddin mengungkapkan permasalahan yang dihadapi daerahnya. Dalam pidato perdanya, Safaruddin menyebut, salah satu tantangan yang dihadapi adalah rendahnya kualitas SDM.

Safaruddin mengatakan, Aceh Barat Daya (Abdya) yang terdiri dari 9 kecamatan dan 512 desa menghadapi tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat lambat. Akibatnya, Abdya masih diselimuti angka kemiskinan yang cukup tinggi, yakni 15%. Kalah dari angka rata-rata provinsi yang berada di angka 14%. 

Permasalahan tersebut, kata keder Gerindra itu, tidak terlepas dari persoalan kualitas SDM. Dia akan fokus untuk meningkatkan kualitas SDM melalui program kerjanya lima tahun ke depan.

Iklan

Salah satu hal yang menjadi perhatiannya adalah kualitas lulusan SMA sederajat. Karena kewenangan pendidikan jenjang SLTA berada di provinsi, dia meminta agar Kacabdin yang menjadi perpanjangan tangan Dinas Pendidikan Aceh di wilayah itu agar selalu berkoordinasi dengan pimpinan daerah.

Karenanya, Safaruddin meminta gubernur agar menempatkan putra daerah sebagai Kacabdin.
Selain itu, Safaruddin juga memohon agar Mualem memberi kepercayaan kepada putra-putri Abdya agar bisa mengisi jabatan eselon II, III, dan IV di provinsi.  “Ini sebagai hadiah untuk Abdya yang telah berkontribusi dalam pemenangan Mualem pada pilkada 2024 lalu,” ujarnya.

Didampingi Wakilnya, Zaman Akli, bupati ini melanjutkan, bahwa Abdya sebagaimana daerah lain akan menghadapi konsekuensi anggaran pembangunan yang telah menjadi kebijakan nasional. Selama dua tahun ke depan, kata dia, harus “ikat pinggang”.

Meski demikian, dia bertekad agar dalam masa kepemimpinan lima tahun ke depan wajah Abdya harus berubah. Sudah 20 tahun, kata dia, hanya ada Simpang Ceurana yang bisa dilihat sebagai satu-satunya icon kemajuan Abdya.

Safaruddin juga bertekad untuk menghidupkan UMKM dan usaha lainnya. Karena itu, dia mengundang kalangan dunia usaha dari mana saja untuk berinvestasi di Abdya. “Swalayan mana saja silakan masuk, asalkan 30% yang dijual harus produk lokal,” tegasnya.

Mantan wakil ketua DPRA ini mengatakan tidak akan berkompromi dengan pihak-pihak yang hanya mengeruk hasil bumi Abdya tapi tidak memberikan manfaat untuk kesejahteraan masyarakat setempat.

Terhadap hal-hal seperti itu, dia menyatakan akan melakukan perlawanan. “Saya tidak mau hasil bumi, hasil kekuatan ekonomi Abdya tidak memberikan kesejahteraan bagi rakyat,” tandannya.

Kepada gubernur, Safaruddin meminta agar pemerintah provinsi membantu infrastruktur Abdya. Ada dua pelabuhan di sana, kata dia, yang butuh dukungan. “Untuk sementara satu saja dulu di 2026, pada 2027 satu lagi,” pinta Safarudin.

Bupati pada kesempatan itu meminta para pendukungnya agar tidak lagi terkotak-kotak. Sudah dah cukup pemilihan. “Politik sudah usai,” ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Muzakir Manaf dalam sambutannya kembali menyinggung soal  pengurangan angka pengangguran dan kemiskinan. Untuk itu, dia ingin mengembangkan potensi sumber daya ekonomi.

Salah satu terobosan, kata Mualem, dia akan mengadakan kapal Roro untuk mengangkut hasil bumi dari Aceh untuk dipasarkan langsung ke luar negeri, terutama Malaysia.

Mualem juga menyebut telah membicarakan kemungkinan menjual air bersih ke Pulau Penang Malaysia. “Ini potensi-potensi yang akan kita kembangkan,” tambahnya.

Mualem menambahkan.bahea dalam membangun daerah, perlu kebersamaan. Dengan bersama, cita-cita kita bisa tercapai,” ujar Mualem, sapaan akrab Muzakir Manaf.

Ia juga mengungkapkan bahwa meskipun Otonomi Khusus (Otsus) Aceh berkurang, masih banyak peluang lain yang dapat dimanfaatkan, terutama dalam pengelolaan sumber daya alam seperti penjualan karbon yang berpotensi meningkatkan pendapatan daerah. “Saya yakin, meskipun Otsus berkurang, negara luar mengincar karbon kita. Ini peluang besar untuk membangun Aceh,” lanjutnya.

Mualem juga mengungkapkan kebijakan strategis untuk memperbaiki perekonomian Aceh, terutama melalui pengembangan sektor industri. Gubernur mengatakan jika di Langsa dan Aceh Utara akan dibangun pabrik rokok. Sementara Kawasan Ekonomi Khusus Aceh Utara akan dihidupkan kembali. “Dengan ini, kami berharap 80 persen pengangguran bisa terserap tenaga kerja,” ujar Mualem.

Gubernur juga merencanakan pengadaan kapal penyebrangan dari Lhokseumawe ke Pulau Penang, Malaysia, untuk membawa hasil alam Aceh ke luar negeri.

Mualem menambahkan jika prioritas utama dari pemerintahannya adalah mengurangi angka pengangguran, terutama di kalangan lulusan universitas dan SMK. Untuk itu, Gubernur bersama Bupati dan Wakil Bupati Abdya berencana untuk melibatkan lebih banyak investor dalam program pembangunan daerah.

Gubernur Aceh juga memberikan beberapa pesan penting lainnya kepada Safaruddin dan Zaman Akli, yaitu untuk memperkuat kerja sama antara eksekutif dan legislatif, menjaga keharmonisan hubungan, serta memastikan bahwa setiap program pembangunan dapat mengutamakan kesejahteraan rakyat.

Ia mengingatkan agar pemerintah Abdya selalu berkomunikasi dengan pemerintah Aceh dalam setiap rencana pembangunan. “Kami akan selalu mendukung pembangunan Aceh Barat Daya untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Gubernur.

Gubernur juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung program-program pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah Abdya. Ia berharap para ulama di Abdya dapat memberikan doa agar setiap langkah pembangunan mendapat ridha dari Allah.

Sementara itu, Ketua DPRK Kabupaten Aceh Barat Daya, Roni Guswandi, mengajak seluruh masyarakat untuk bersatu dalam membangun Abdya. Ia mengingatkan bahwa Safaruddin dan Zaman Akli adalah pilihan masyarakat melalui pesta demokrasi, dan kini saatnya untuk bekerja sama demi kemajuan daerah. “Kami semua harus bekerja bersama dan fokus pada pembangunan,” ujar dia.

Bupati Safaruddin, mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam membangun Aceh Barat Daya yang lebih maju. “Aceh Barat Daya sudah 22 tahun berdiri, dan kini saatnya untuk membawa Abdya menuju arah baru yang lebih baik. Kami yakin dengan kekuatan politik dan dukungan dari semua pihak, Abdya bisa maju,” kata Safaruddin.

Ia juga mengingatkan pentingnya kemandirian dalam pembangunan daerah dengan melibatkan putra-putri terbaik Abdya dalam setiap kebijakan yang dijalankan.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *