KabarAktual, Banda Aceh – Seorang kepala sekolah menengah tingkat atas dari sebuah kabupaten di Aceh menelpon Redaksi media ini menyampaikan keluh-kesahnya, Sabtu (11/3/2023) sore. Sang kepsek mengaku sangat kewalahan, karena sebentar-bentar dipanggil untuk mengikuti rapat di Banda Aceh.
Menurut kepsek yang identitasnya diketahui Redaksi, rata-rata koleganya merasakan permasalahan yang sama. Mereka merasa sangat berat ketika harus membiayai sendiri perjalanan dinas ke Banda Aceh terlalu sering. “Dari mana kami mau ambil uang? Dari dana BOS? Dana BOS saja belum cair,” ujarnya.
Dia mengatakan, sekolah tidak punya sumber dana lain. Beda dengan pejabat Disdik yang punya TPK dan mengelola proyek miliaran. “Apakah kami harus menutupi biaya perjalanan dengan tunjangan kami yang hanya Rp 400 ribu itu?” tanya kepsek ini.
Ia juga mempertanyakan sikap ambiguitas pihak Disdik Aceh. Pada satu sisi, sekolah diingatkan agar tidak melakukan penyimpangan dalam pengelolaan dana BOS, tapi di sisi lain operasional kepala sekolah tidak didukung dengan sumber dana memadai. “Kepala sekolah tidak punya sumber anggaran, karena tidak punya DPA. Lalu, dari sumber mana kami mendapatkan anggaran untuk membiayai perjalanan dinas,” tanya kepsek ini.
Ia mengaku tak habis pikir. Selama ini dikesankan, seolah-olah, sekolah menjadi lembaga yang sarat korupsi. Ini terbukti dengan banyaknya kegiatan sosialisasi pencegahan korupsi yang dilaksanakan di sekolah seperti Sosialisasi Tertib Pengelolaan Dana BOS Tahun 2023 di aula Cabang Dinas Pendidikan Lhokseumawe, Rabu 15 Februari 2022.
Tapi, lanjutnya, di sisi lain pejabat Disdik seperti tidak mau tahu. Mereka sebentar-bentar membuat rapat di Banda Aceh dan membebankan anggaran perjalanan dinas kepada kepsek. “Memangnya ada sumber dana lain di sekolah? Coba jelaskan kepada kami apa yang dimaksud dengan sumber dana yang relevan seperti dituliskan dalam surat Kadis,” tegas kepsek ini.
Kepala sekolah ini meminta pejabat yang memberi masukan kepada Kadisdik tidak menjerumuskan atasan. “Pak Kadis sangat concern bicara antikorupsi. Janganlah memberi masukan yang membuat beliau terjebak pada hal-hal yang menyebabkan beliau melanggar ucapan sendiri. Jangan memberi masukan yang salah mentang-mentang pak Kadis bukan background orang pendidikan,” ucap sumber media ini.
Tes kepsek
Surat undangan Kadisdik Aceh nomor 005/3402 tanggal 8 Maret 2023 perihal rapat koordinasi yang ditujukan kepada kepala SMA/SMK/SLB seluruh Aceh juga beredar di sebuah group WhatsApp publik. Di surat itu, Kadisdik Aceh Alhudri meminta para kepsek untuk hadir ke Banda Aceh pada tanggal 13-14 Maret 2023
Menurut surat itu, pertemuan dengan para kepsek dilangsungkan di dua tempat. Pertama di aula Disdik Jalan Tgk Mohd Daud Beureueh untuk SMA/SLB dan aula Cabang Dinas Pendidikan Cabang Banda Aceh untuk SMK. Agenda acara di kedua lokasi sama, yaitu rapat koordinasi.
Di surat itu, kepsek juga diperintah agar membawa sejumlah dokumen terkait Evaluasi Diri Sekolah (EDS), program jangka menengah, program tahunan, rencana kerja sekolah (RKS), rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS), dan bukti supervisi. Kepala sekolah ini mempertanyakan dokumen pertama, yaitu EDS. “Sekarang tidak ada lagi EDS, tapi sudah menggunakan rapor mutu. Kenapa masih suruh bawa data EDS.” ujarnya heran.
Sebuah sumber membocorkan kepada media ini, bahwa pemanggilan para kepsek tidak hanya untuk mengikuti rapat koordinasi. Tapi, akan ada tes untuk kepala sekolah. “Kami tidak tahu tes apa yang akan dilakukan. Padahal beberapa diantara kepsek belum begitu lama menjabat,” ujarnya.
Pemanggilan kepsek yang terlalu sering, menurut kepsek ini, bukan hanya menimbulkan kesulitan keuangan. Mereka juga jadi terlalu sering meninggalkan tugas. “Padahal hari Senin sekolah sedang melaksanakan UAS, tapi pihak Dinas tidak mau peduli. Tetap memaksa kepsek ke Banda Aceh untuk alasan rapat,” kata sumber ini.
Dia mempertanyakan, kenapa pihak Disdik masih suka memanggil kepsek ke Banda Aceh padahal sudah ada Cabang Dinas. “Kenapa tidak dilaksanakan di cabang dinas saja. Untuk apa juga dibentuk cabang dinas?” ujarnya mempertanyakan.
Kepala Disdik Aceh yang dikonfirmasi melalui Sekretaris Disdik, Fachrizal, Sabtu (11/3/2023) sore, hanya menjawab singkat beberapa pertanyaan yang diajukan media ini. “Harap maklum Pak dengan informasi sperti itu, saya pun belum bisa memberikan komentar,” ujarnya membalas pesan WA.[]