News  

Paniro, Putra Mualem di Jakarta yang Jadi Bintang Basket

Paniro bersama papa dan mamanya (foto: tangkapan layar)

TAK ada yang menyangka, di tengah riuhnya Final DBL Jakarta 2025, sebuah momen kecil membuat ribuan pasang mata tiba-tiba terpaku.

Bukan karena dunk spektakuler, bukan pula buzzer beater dramatis. Tapi, karena satu fakta yang selama ini nyaris tak pernah terdengar. Ternyata, Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem punya seorang putra yang berprestasi di dunia olahraga.

Namanya Paniro Azmil Manaf. Remaja 15 tahun dengan tinggi 189 sentimeter yang malam itu melangkah maju di bawah sorot lampu Indonesia Arena.

Baca juga: Mualem Minta Musprov PMI 2025 di Takengon Ditunda

Dan, begitu MC menyebut nama kedua orang tuanya—“Papa Muzakir Manaf dan Mama Kumalasari”—suasana mendadak sunyi, lalu pecah menjadi gumaman penuh kejutan.

Muncul di Final DBL, Publik Langsung Heboh

Momen itu terjadi pada puncak Final DBL Jakarta 2025, Jumat, 21 November. Pertandingan SMA Bukit Sion kontra SMA Jubilee Jakarta disaksikan 15.729 penonton, salah satu yang terbesar musim ini menurut DBL.id.

Jubilee kalah 52–60. Tapi, bagi banyak orang di tribune, cerita yang pulang bersama mereka adalah sosok remaja bertubuh tinggi besar yang ternyata putra seorang tokoh  Aceh.

Di Aceh, nama Paniro hampir tidak pernah muncul di ruang publik. Bahkan di dokumen Pilkada 2017, Muzakir Manaf hanya mencantumkan lima anak—tanpa menyebut Paniro. Maka tak heran ketika video Paniro berdiri bersama Mualem dan Kumalasari beredar, warganet langsung ramai.

Namun, di balik sorotan soal identitas keluarganya, ada fakta yang tidak kalah menarik. Basket memang dunia Paniro sejak kecil.

Tumbuh Besar di Jakarta, Jadi Pemain Serbabisa

DBL.id mencatat Paniro lahir di Bogor, 10 Mei 2010. Ia menghabiskan masa sekolah dasar dan menengah di Jakarta, dan sejak kecil sudah akrab dengan lapangan. Lulusan SMP Jubilee Jakarta ini dikenal dominan kaki kanan dan berpengalaman di permainan 3×3 maupun basket reguler.

Saat kelas VII, ia sudah menjuarai Kejuaraan Basketball Wilayah Jakarta Utara. Posisinya: flank—tipikal pemain yang kuat, bergerak cepat, dan bisa mengatur tempo.

Kini, ia melanjutkan pendidikan di SMA Jubilee Jakarta, sekolah berstandar internasional dengan fasilitas komplet: lapangan basket indoor, kolam renang, futsal court, lab bersertifikasi Cambridge, hingga ruang ICT yang jumlahnya lima.

Lingkungannya multikultural dan kompetitif, cocok untuk pemain muda yang ingin berkembang.

Masuk Radar Talenta Nasional

Dengan postur 189 cm dan berat 95 kg, jam terbang DBL, serta ekosistem basket Jakarta yang ketat, Paniro jelas punya modal besar.

Final DBL Jakarta 2025 mungkin hanya satu pertandingan. Tapi bagi Paniro, itu adalah panggung perkenalan—momen ketika publik Indonesia pertama kali melihat bahwa di balik nama besar seorang Mualem, ada seorang anak muda yang sedang membangun jalannya sendiri.

Dan, perjalanan itu baru saja dimulai.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *