KabarAktual.id — Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Iskandar, menolak wacana penarikan Kapal Aceh Hebat 1 dari rute pelayaran Sinabang–Calang, AcehJaya. Kebijakan tersebut berpotensi mempersempit akses transportasi laut yang menjadi jalur utama masyarakat Simeulue.
Pernyataan ini sebelumnya sudah disampaikan dalam forum rapat DPRA yang dihadiri Gubernur Muzakir Manaf dan para pejabat Aceh lainnya. Dalam kesempatan itu, Iskandar juga menyinggung soal irigasi Sigulai yang hingga saat belum juga fungsional.
Menurut Iskandar, rencana pengurangan rute menjadi satu kali pelayaran per bulan akan berdampak langsung pada kelancaran distribusi logistik, termasuk kebutuhan pokok.
Ia mengingatkan pengalaman kenaikan harga telur di Simeulue akibat terganggunya arus barang. Kalau jalur transportasi terganggu, harga-harga pasti naik. “Program MPG andalan Presiden Prabowo juga bisa terhambat. Ini berbahaya,” ujar Iskandar di Banda Aceh, Senin (17/11/2025).
Iskandar menilai Kapal Aceh Hebat 1 tidak layak untuk pelayaran jarak jauh. Dengan kecepatan rata-rata 10 knot, perjalanan ke Penang membutuhkan waktu sekitar 22 jam dalam kondisi normal, dan lebih lama saat cuaca buruk. “Siapa yang mau naik kapal 22 jam? Pesawat AirAsia 30 menit sudah sampai,” katanya.
Ia juga meragukan klaim kemampuan kapal mengangkut lobster hidup. Menurutnya, komoditas tersebut hanya bertahan maksimal 15 jam setelah keluar dari habitat, sehingga mustahil tiba di Penang dalam kondisi hidup.
Selain faktor teknis, Iskandar menyebut Malaysia belum mengeluarkan izin resmi untuk jalur tersebut. Karena itu, ia menilai wacana penarikan kapal terlalu dipaksakan.
Daripada mengurangi layanan, Iskandar meminta Pemerintah Aceh menambah frekuensi pelayaran dan mencari kapal baru yang lebih sesuai.
Ia juga menyoroti antrean panjang pada rute Calang–Sinabang yang hanya beroperasi dua kali seminggu sebagai bukti kebutuhan peningkatan armada. “Cari kapal baru, jangan melukai hati masyarakat Simeulue. Jadwal kapal justru perlu ditambah, bukan dikurangi,” tegasnya.
Ia juga mendorong pemanfaatan kapal kargo seperti kapal tol laut untuk memperkuat distribusi logistik ke pulau-pulau. Iskandar berharap pemerintah mempertimbangkan ulang rencana tersebut dan memastikan akses transportasi laut ke Simeulue semakin diperkuat demi kelancaran mobilitas dan stabilitas ekonomi daerah.[]












