TERKADANG, hal paling keren lahir dari rasa bosan. Itulah yang terjadi pada empat anak muda asal Denpasar ini.
Alih-alih tenggelam dalam rutinitas, mereka justru memilih melampiaskan kejenuhan lewat musik. Hasilnya? Lahirlah Second Semester, band yang mulai mencuri perhatian di skena musik Bali sejak pertengahan 2024.
Beranggotakan Gusade (vokal), Ahmed (gitar), Subakk (bass), dan Rezta (drum), Second Semester muncul dengan energi yang fresh dan jujur. Mereka bukan band yang berusaha tampil sok keren, justru apa adanya, tapi tetap punya daya tarik khas anak muda yang tumbuh di tengah vibe tropis Bali.
Baca juga: Iksan Skuter; 1000 KM Musik, Vespa, dan Jalan Sejarah
Dan, kini, mereka resmi merilis single perdana berjudul “This Song Should Be Untitled” pada 17 Oktober 2025. Judulnya memang nyeleneh, tapi justru di situlah daya tariknya: lagu yang untitled ini terasa sangat relatable. Musiknya ringan, melodinya gampang nyantol, tapi liriknya dalam; tentang kehilangan, kegagalan, dan upaya berdamai dengan diri sendiri.
“Lagu ini terinspirasi dari curhatan Rezta,” ungkap sang vokalis, Gusade, sambil tertawa.
Ia melanjutkan, bahwa konten yang dibuat bercerita tentang cowok yang ditinggal ceweknya karena nggak punya apa-apa. “Simple, tapi real banget. Kita cuma pengin bikin lagu yang jujur, apa adanya.”
Baca juga: Sweeter, Unit Indie Pop Pasuruan yang Baru Aja Ngerilis Debut EP Self-Titled
Proses kreatif “This Song Should Be Untitled” benar-benar kolektif. Ahmed menulis musik dasarnya, Gusade merangkai lirik, lalu seluruh anggota Second Semester ikut membangun aransemen hingga selesai. Untuk tahap akhir, mereka menggandeng Pramasatya Bayu dari Pizza Records, Denpasar, yang menangani mixing dan mastering.
Identitas visualnya juga digarap serius. Gus Ary mendesain artwork dan layout, sementara foto-foto band diambil oleh Wira Sanjaya. Hasilnya, satu paket lengkap yang memancarkan aura anak muda: santai, penuh semangat, tapi tetap punya pesan emosional.
“This Song Should Be Untitled” bisa didengarkan di berbagai platform digital seperti Spotify, YouTube Music, Apple Music, dan Deezer.
Bagi para pencinta musik indie, Second Semester mungkin akan jadi warna baru di playlist kalian — musik yang bukan cuma enak didengar, tapi juga lahir dari kejujuran dan keresahan yang kita semua pernah rasakan. Karena, kadang, lagu paling jujur justru datang dari hati yang sedang kosong.[]
Kiriman: Akhmad Alfan Rahadi, Publicist and Copywriter, Malang, Jawa Timur












