KabarAktual.id – Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, menyoroti ketidakadilan harga jual semen PT Solusi Bangun Andalas (SBA) produksi Aceh Besar. Semen ini dijual lebih mahal untuk masyarakat Aceh.
Saleh menyebut, semen yang dikirim ke Medan dan kembali lagi ke Aceh justru lebih murah harganya di luar Aceh. Kenyataan itu, kata dia, sangat tidak masuk akal. “Kenapa bisa lebih murah di luar daerah?” tanya politisi PAN ini saat kunjungan kerja reses ke PT SBA di Aceh Besar, Jumat (25/10/2025).
Menurut Saleh, kondisi tersebut membebani masyarakat Aceh dan menyalahi prinsip keadilan ekonomi. Ia menegaskan, harga semen di Aceh seharusnya lebih murah karena lokasi pabrik berada di provinsi itu, sehingga biaya transportasi lebih rendah.
Karena itu, dia meminta agar harga semen di Aceh justru bisa lebih murah dibandingkan di daerah lain. “Ini bentuk keadilan ekonomi agar masyarakat Aceh juga bisa merasakan manfaat dari keberadaan industri besar di wilayahnya,” ujar Saleh dikutip dari laman DPR, Minggu (26/10/2025).
Baca juga: Masyarakat Gelar “Kanduri Gle Raya”, Ingatkan PT SBA tidak Zalim kepada Pemilik Lahan
Dalam pertemuan di Aceh, Komisi VII juga menemukan bahwa realisasi produksi PT SBA baru mencapai sekitar 1,2 juta ton per tahun dari kapasitas maksimal 1,8 juta ton. Saleh menilai, tingginya harga semen berpotensi menurunkan daya serap pasar dan berdampak pada penurunan produksi.
Dia mengingatkan prinsip ekonomi. Kalau harganya terlalu tinggi, barang menjadi kurang laku. Padahal semen memiliki batas waktu tertentu untuk digunakan. “Kalau tidak segera terjual, bisa rusak,” katanya.
Komisi VII DPR RI meminta PT SBA dan pihak terkait melakukan evaluasi menyeluruh serta menyesuaikan harga agar lebih rasional. Saleh berharap persoalan ini segera diselesaikan agar produksi dapat meningkat, lapangan kerja terbuka, dan manfaat ekonomi lebih luas dirasakan masyarakat Aceh.
Baca juga: Gandeng BMKG, PT SBA Pasang Alat Penakar Hujan Otomatis Guna Perkuat Mitigasi Dampak Cuaca
Dikatakan, masalah ini menjadi catatan penting bagi pihaknya. “Kami sudah memberikan pekerjaan rumah kepada semua pihak, mulai dari manajemen PT SBA, pemerintah pusat, hingga pemerintah daerah, untuk mencari solusi terbaik,” tegasnya.
Evaluasi CSR
Menanggapi hal itu, Direktur Operasi Semen Indonesia, Reni Wulandari, menyatakan pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap temuan dan masukan Komisi VII DPR RI. Sementara itu, Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam Kementerian Perindustrian, Putu Nadi Astuti, menyebut persoalan harga semen akan dibahas di tingkat kementerian.
Dia mengakui, selama ini kami rutin rapat membahas produksi, ekspor, dan impor, tetapi belum pernah membahas soal harga semen. “Ini akan kami evaluasi dan usulkan kepada Menteri Perindustrian,” ujarnya.
Baca juga: Pak Iswanto, Sudahlah !
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Chusnunia Chalim, juga menyoroti lemahnya kontribusi tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) PT SBA. Ia menilai, kondisi sosial ekonomi masyarakat Aceh, khususnya di Aceh Besar, masih menghadapi tantangan besar, seperti tingginya angka kemiskinan dan banyaknya rumah warga tidak layak huni.
Dia menegaskan, bahwa DPR ingin kehadiran PT SBA benar-benar memberikan solusi nyata bagi masyarakat Aceh. “Kalau selama ini baru membangun satu hingga enam rumah pertahun, ke depan harus lebih banyak lagi,” ujar Chusnunia.
Disalurkan ke Desa
Bupati Aceh Besar, Muharam Idris, meminta agar dana CSR PT SBA disalurkan langsung ke desa supaya manfaatnya lebih dirasakan masyarakat. “Selama ini bantuan disalurkan sesuai proposal. Jika ada desa yang tidak membuat proposal maka tidak mendapatkan bantuan CSR,” ungkapnya.
PT Solusi Bangun Andalas merupakan anak usaha PT Solusi Bangun Indonesia Tbk, bagian dari SIG Group, dengan fasilitas produksi di Lhoknga, Aceh Besar, dan lima terminal pengepakan di Lhoknga, Lhokseumawe, Belawan, Batam, dan Dumai.[]
