DUA hari sebelum suaminya resmi dilantik sebagai pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) Satpol PP, Melda Safitri harus menerima kenyataan pahit: ia diceraikan.
Kisah perempuan berusia 33 tahun asal Aceh Singkil itu kini viral di media sosial dan menyita perhatian jutaan warganet.Video berdurasi 1 menit 30 detik yang memperlihatkan Fitri—begitu ia disapa—meninggalkan rumah sewa bersama dua anaknya di Desa Siti Ambia Dalam, Kecamatan Singkil, diunggah akun Facebook Rita Sugiarti Ricentil Panggabean.
Dalam video itu, tampak warga mengantarnya dengan mobil L300. Suasana haru menyelimuti perpisahan itu; tetangga menahan air mata sambil memberi semangat. “Kau luruskan uratmu, buktikan kau bisa tanpa dia,” terdengar suara seorang ibu dalam video yang sudah ditonton lebih dari 2,6 juta kali itu.
“Tidak ada wanita yang ingin jadi janda, apalagi yang berawal dari cinta. Aku sudah bertahan hebat melawan rasa sakit dan malu, tapi aku sadar, jalan terbaik adalah perpisahan,” tulis keterangan dalam unggahan tersebut.
Cinta yang Kandas di Ambang Pelantikan
Fitri mengaku, perceraian itu terjadi pada 15 Agustus 2025—dua hari sebelum suaminya dilantik sebagai PPPK pada 17 Agustus. “Dia karena mau jabatan, dia tinggalkan saya. Padahal kami dulu berjuang sama-sama. Saya pikir kalau dia dilantik, bisa bantu ekonomi sedikit-sedikit. Tapi begitu dapat rezeki, malah menceraikan saya,” tuturnya lirih, Rabu (22/10/2025).
Perselisihan itu bermula dari masalah sepele: tidak adanya lauk di rumah. “Dia pulang kerja marah-marah, tanya kenapa nggak ada nasi, nggak ada lauk. Padahal memang di rumah tidak ada uang belanja,” ujarnya.
Pertengkaran kecil itu kemudian memuncak. “Dia bilang, ‘saya ceraikan kamu satu, dua, tiga, empat, lima’, lalu pergi bawa baju dan tidak pulang lagi.”
Baju Pelantikan dari Hasil Jualan
Yang membuat kisah ini kian pilu, Fitri masih sempat menyiapkan baju pelantikan Korpri suaminya—semua dibeli dari hasil ia berjualan cabai dan sayur di pasar. “Baju pelantikan itu saya yang belikan. Saya bantu dia dari nol, dari belum kerja sampai bisa lulus PPPK. Tapi justru saya ditinggal sebelum dia menerima SK,” kenangnya.
Kini Fitri tinggal bersama dua anaknya di rumah orang tuanya di Meukek, Kabupaten Aceh Selatan. Untuk bertahan hidup, ia berjualan gorengan di depan rumah.
Dukungan Mengalir dari PublikSetelah kisahnya viral, dukungan dan simpati pun datang dari berbagai penjuru. Para warganet, terutama komunitas Facebook Professional (FB Pro), ramai-ramai mengirimkan pesan dukungan dan bantuan.
Bahkan, Gerakan Nasional Perlindungan Perempuan dan Anak (Gernas PPA) menyatakan siap mendampingi Fitri secara hukum. “Korwil Aceh Gernas PPA akan menemui Ibu Fitri. Kami siap memperjuangkan hak Ibu dan anak-anak agar suaminya mendapat pelajaran,” ujar Rica Parlina, Wakil Ketua Umum Gernas PPA, Selasa (21/10/2025).
Melalui akun Facebook-nya, Safitri Alshop Aceh, Fitri menerima banyak tawaran bantuan modal usaha. “Terima kasih teman-teman, atas bantuannya. Semoga bisa membantu kami lebih baik,” tulisnya.
BKPSDM Turun TanganKisah ini juga mendapat perhatian dari pihak pemerintah daerah. Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Aceh Singkil, Azman, menyatakan pihaknya akan memanggil pegawai yang bersangkutan. “Segera kami panggil yang berkenaan untuk dimintai keterangan,” katanya singkat melalui pesan WhatsApp. Namun hingga berita ini ditayangkan, panggilan telepon lanjutan belum direspons.
Menata Hidup
Fitri mengaku kini hanya ingin fokus membesarkan anak-anaknya. Proses perceraiannya masih dalam tahap administrasi di kantor desa dan akan dilanjutkan ke Mahkamah Syar’iyah setelah masa idah berakhir. “Saya sudah minta biar langsung dinaikkan ke pengadilan, jangan digantung-gantung,” ujarnya.
Meski kecewa, Fitri berusaha ikhlas.“Saya tidak mau dendam, tapi biar ini jadi pelajaran. Harta, pangkat, dan jabatan tidak dibawa mati. Hargailah perempuan yang menemani dari nol,” tutupnya dengan suara bergetar.[]