News  

Dosen USK Kembangkan Sabun Cuci Tangan Berbahan Dasar Garam untuk Petani

KabarAktual.id – Sejumlah dosen Universitas Syiah Kuala (USK) melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan nilai ekonomi produk garam petani di Gampong Neuheun, Aceh Besar. Mereka mengembangkan sabun cuci tangan berbahan dasar garam.

Melalui skema Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Produk Teknologi Tepat Guna (PKMBP-TTG), tim USK membantu petani dalam branding, pengemasan, dan diversifikasi produk, termasuk menciptakan inovasi sabun cuci tangan berbahan dasar garam.

Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Vicky Prajaputra, M.Si., dosen Program Studi Ilmu Kelautan USK. Anggota timnya terdiri dari dosen lintas disiplin ilmu, yaitu Apt. Nadia Isnaini, S.Farm., M.Sc. dan Fajar Fakri dari Program Studi Farmasi, Adli Waliul Perdana, S.Kel., M.Si. dari Program Studi Budidaya Perairan, Adinda Gusti Vonna dari Program Studi Agribisnis, serta Ulil Amri Mc, S.Pi., M.Si. dari Program Studi Ilmu Kelautan. Kegiatan ini juga secara aktif melibatkan mahasiswa dari berbagai program studi.

Program ini dilatarbelakangi oleh potensi garam kristal geomembran Gampong Neuheun yang memiliki kualitas baik, namun belum didukung oleh strategi pemasaran dan kemasan yang menarik.

Selain itu, pemanfaatan garam sebagai produk turunan masih sangat terbatas. “Melalui program ini, tim pengabdi mendorong inovasi dengan mengembangkan sabun cuci tangan berbasis garam sebagai produk baru yang memiliki nilai jual,” ungkap Vicky.

Ia menyampaikan, kegiatan ini merupakan wujud nyata kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat untuk mengangkat potensi lokal.

“Kegiatan ini adalah bentuk kolaborasi nyata antara perguruan tinggi dan masyarakat untuk mengangkat potensi lokal agar mampu bersaing di pasar yang lebih luas,” ujarnya.

Menurutnya, keberhasilan program ini tidak terlepas dari sinergi antara petani garam, tim dosen, mahasiswa, serta para pemateri. Di sisi lain, Ketua Mitra Garam, Junaidi, menyambut baik program tersebut.

Ia menyatakan sangat berterima kasih kepada tim pengabdi dari USK yang telah memberikan pengetahuan dan keterampilan baru. “Selama ini kami hanya fokus pada produksi garam, tetapi melalui pelatihan ini kami jadi tahu bagaimana memanfaatkan garam untuk membuat produk lain seperti sabun cuci tangan,” tambah Junaidi.

Ia berharap kerjasama ini dapat berlanjut agar usaha garam mereka semakin berkembang. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan petani dalam mengelola dan mengemas produk garam, serta membuka peluang bisnis baru melalui produk inovatif sabun cuci tangan.

Ke depan, kata dia, tim USK berkomitmen untuk terus mendampingi kelompok petani garam di Gampong Neuheun agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Ini sekaligus menjadi model pemberdayaan yang bisa direplikasi di daerah pesisir Aceh lainnya,” ujar Junaidi.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *