Warga negara tidak kehilangan ide untuk menyuarakan ketidakadilan dan penindasan. Meski diancam oleh penguasa, mereka terus menyuarakan semangat perlawanan lewat berbagai cara.
Ada yang berunjuk rasa, lewat media sosial, atau mengutarakan kalimat-kalimat protes di berbagai media lainnya. Seperti terlihat di pintu sebuah truk barang, “para driver odol” menyampaikan keluh-kesahnya langsung kepada presiden.
“Kami tidak pernah minta pekerjaan pada negara,” tulis mereka di kalimat pertama.
Kepada presiden, mereka juga menyampaikan kalimat-kalimat sindiran yang cukup keras.
“Kami penggerak roda ekonomi negara”
“Kami bukan pakar korupsi dan pungli”
“Tapi kami selalu jadi donator pungli dimana-mana.”
Di bagian paling bawah, mereka menutupnya dengan kalimat yang tidak kalah menusuk. “Salam waras di negeri yang sakit.”