KabarAktual.id – Seorang jamaah haji merekam kondisi jamaah yang terlantar di Mudzalifah. Laki-laki yang hanya mengenakan kain ihram itu meminta perhatian pemerintah dan pihak Arab Saudi atas amburadulnya pelayanan.
Di dalam rombongan jamaah yang bernasib buruk itu terdapat 150 yang berasal dari Aceh. Hal ini diakui oleh Anggota Timwas Haji DPR RI, Muslim Ayub.
Dia menyebut pelaksanaan ibadah haji tahun ini paling buruk dalam 30 tahun terakhir. “Bayangkan, tiga hari para jamaah kita, sebagian lansia, tidak mendapatkan tempat bermalam. Bahkan, 150 orang terpaksa dialihkan ke rumah sakit karena tidak kebagian tenda,” ujar Muslim Ayub di Mina, Arab Saudi, Jumat malam 6 Juni 2025 sebagaimana dilansir sokoguru.id.
Dari 12 kloter jamaah Aceh, 7 kloter belum mendapatkan tenda Mina, tempat penting bagi jamaah untuk beristirahat selama puncak ibadah haji.
Menurut Muslim, pemindahan jamaah ke rumah sakit yang berjarak 16 kilometer dari Mina bukan solusi ideal, apalagi banyak jamaah berusia di atas 70 tahun yang harus menjalani ritual lempar jumrah. “Ini bukan hanya soal teknis, tapi menyangkut nyawa dan keselamatan jamaah,” tegasnya.
Tak hanya tempat bermalam, sistem penempatan tenda juga dinilai amburadul. Penempatan dilakukan secara acak tanpa koordinasi antarwilayah. Bahkan, ada jamaah dari Jawa Barat yang ditempatkan di tenda wilayah Maluku dan sebaliknya.
“Jamaah Aceh juga tersebar ke mana-mana. Ini mengacaukan sistem logistik, layanan, dan pendampingan,” tambahnya.
Lebih parah lagi, perusahaan layanan haji dari Arab Saudi, atau syarikat, disebut melepaskan tanggung jawab dengan menyerahkan persoalan ke Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia.
“Syarikat bahkan ada yang mogok tidak mau mengangkut jamaah. Siapa yang bertanggung jawab jika ada yang jatuh sakit?” ujar Muslim.
Selain soal akomodasi, kekacauan dalam distribusi makanan juga disorot. Banyak jamaah mengaku tidak mendapatkan makan tepat waktu dan sistem distribusinya dinilai semrawut. “Sistem makan amburadul, tidak jelas. Ini harus menjadi bahan evaluasi besar bagi pelaksanaan haji tahun depan,” ujarnya.
Muslim Ayub mendesak Kementerian Agama segera mengambil tindakan konkret untuk mengatasi situasi darurat ini. “Kalau ini terus dibiarkan, siapa yang bertanggung jawab kalau ada korban? Jangan tunggu kejadian buruk dulu baru bergerak,” pungkasnya.[]