Opini  

Takwa Itu Bukan Musiman

Avatar photo
Ilustrasi (foto: Adobe Stock)

SEBAGAI alumni Ramadhan, kita telah ditempa dan dilatih secara intensif untuk menjadi orang baik. Berbagai amal ibadah telah dilaksanakan, baik ibadah mahdhah seperti shalat, puasa, baca Al-Quran, berzikir, i’tikaf, dan lainnya; maupun ibadah sosial seperti zakat, infaq, sedekah, silaturahim dan sebagainnya .

Itu semuanya merupakan proses menuju ketakwaan kepada Allah swt sebagai misi ibadah puasa sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Al-Quran,

يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِکُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَۙ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah: 183).

Agar kita benar-benar menjadi ‘insan muttaqiin’ tentu kita dalam ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya bukan hanya di bulan Ramadhan, tetapi juga di luar Ramadhan. Takwa itu tidak musiman. Karena ibadah yang paling disukai Allah adalah amal ibadah yang istiqamah terus-menerus walau sedikit (H.R. Al-Bukhari).

Terkait itu, ada seorang Ulama Salaf,Bisyr Al-Hafi mengingatkan:

ﺑﺌﺲ ﺍﻟﻘﻮﻡ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻻ ﻳﻌﺮﻓﻮﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻻ ﻓﻲ ﺭﻣﻀﺎﻥ. ان الصالح الذي يتعبد ويجتهد السنة كلها. (لطاءؤ المعارف)

“Seburuk-buruk kaum adalah mereka yang tidak mengenal Allah kecuali hanya di bulan Ramadhan saja.” “Sesungguhnya orang shalih itu beribadah dan bersungguh-sungguh semua bulan”.

Dimanapun kita berada, dan kapanpun kita hidup, Rasulullah SAW menyuruh kita untuk bertakwa kepada Allah SWT:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: “اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ”

“Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: ‘Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan yang baik maka itu akan menghapuskannya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.’” (HR. Tirmidzi).

Kalau kita bersemangat shalat berjamaah di bulan Ramadhan seharusnya juga semangat di bulan Syawal ini dan bulan-bulan selanjutnya. Begitupun baca Al-Quran, infak dan sedekah dan ibadah-ibadah lainnya.

Masjid Semakin Semarak?

Salah satu tolok ukur keberhasilan umat pasca Ramadhan adalah semaraknya masjid dengan jamaah muslimin yang beribadah didalamnya. Baik shalat berjamaah maupun pengajian. Tapi sebaliknya, kalau masjidnya sepi itu pertanda belum berhasil.

Karena siapa lagi yang memakmurkan masjid kalau bukan orang yang beriman? Renungkan firman Allah ini,

اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَۗ فَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ ۝١٨

“Sesungguhnya yang (pantas) memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, mendirikan salat, menunaikan zakat, serta tidak takut (kepada siapa pun) selain Allah. Mereka itulah yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”(QS At-Taubah: 18).

Saat Ramadhan kita menahan nafsu untuk tidak melanggar syariat. Bohong, angkuh, dengki, sombong dan kemaksiatan lainnya Seharusnyalah di luar bulan Ramadhan juga kita jauhinya. Para pejabat pemerintah yang punya otoritas kekuasaan juga seharusnya pro rakyat dan tidak korupsi.

Pejabat Harus Mawas Diri

Setiap pejabat harus mawas diri bahwa amanah jabatan yang diembannya akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah di hari kiyamat kelak.

Sekali lagi para pejabat perlu mawas diri dengan ancaman Nabi Saw:

عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَا مِنْ عَبْدِ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً, يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ, وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ, إِلَّا حَرَّمَ اَللَّهُ عَلَيْهِ اَلْجَنَّةَ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Ma’qil bin Yasâr Radhiyallahu anhu berkata, aku mendengar Rasûlullâh Saw bersabda, “Tidaklah seorang hamba pun yang diberi amanah oleh Allâh untuk memimpin bawahannya yang pada hari kematiannya ia masih berbuat curang atau menipu rakyatnya, melainkan Allâh mengharamkan surga atasnya.” [Muttafaq alaih]

Bukan main-main ancamannya bagi pejabat yang curang menipu rakyatnya, ancamannya haram masuk surga.

Semoga para alumni Ramadhan benar-benar istiqamah takwanya tidak musiman, sehingga menjadi insan-muttaqiin dan insya Allah surga sudah dipersiapkan untuknya.[]

Kuala Tungkal, 10 Syawal 1446

Penulis: Pemerhati Kehidupan Beragama berdomisili di Jambi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *