News  

Sultan Yogya Kenakan “Batik Tolak Bala” Saat Terima Kunjungan Jokowi?

Sri Sultan Hamengku Buwono X disebut mengenakan batik tolak bala ketika menerima kunjungan Jokowi (foto: Dok. Humas Pemda DIY)

KabarAktual.id – Baju batik yang dikenakan Raja Keuraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X saat menerima mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Keraton Kilen sedang jadi pembicaraan warganet di media sosial. “Raja Jawa” versi Bahlil (menteri ESDM) itu berkunjung pada hari Rabu 15 Januari 2025.

Menurut seorang warganet di aplikasi X, baju yang dikenakan Raja Yogya itu adalah batik motif gringsing yang bermakna tolak bala. Pembicaraan mengenai batik tolak bala ini jadi riuh di dunia maya.

“BATIK TOLAK BALA. Apa maksudnya Sultan Jogya ini ya? Sultan menemui jkw pakai batik motif gringsing yg bermakna tolak bala,” tulis akun X @sub*** melansir detikcom, Sabtu (18/1/2025).
Sebuah akun lain di aplikasi X malah mengatakan Sultan sudah tepat memakai batik tolak bala saat menemui Jokowi. Berbagai penilaian itu, kemudian, mendapat respon pihak keraton. 

Iklan

Caos Kagunan Kawedanan Kridha Mardawa Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Dicky Firmanto, yang dikonfirmasi wartawan mengatakan, kemeja lengan panjang yang dipakai Sultan saat menemui Jokowi bukanlah batik Jogja. “Di foto itu Ngarsa Dalem (Sultan) memakai kain semacam kain Sasirangan atau tie dye, bukan batik,” kata Dicky, Jumat (17/1/2025).

Dia tidak menampik banyak komentar (di media sosial) yang menggiring opini soal baju yang dikenakan Sultan saat menjamu Jokowi. “Tapi saya secara pribadi, apa yang beliau-beliau pakai kemarin biasa saja atau tidak ada maksud tertentu,” sambungnya.

Mengutip ulasan banjarmasinkota.go.id, Sasirangan adalah kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan, kain yang didapat dari proses pewarnaan rintang dengan menggunakan bahan perintang seperti tali, benang, atau sejenisnya menurut corak-corak tertentu.

Dicky menegaskan, tak ada makna khusus terkait pakaian yang dikenakan Sultan saat menjamu Jokowi. Sebab, pertemuan tersebut juga bukan dalam acara adat. “(Pertemuan) kemarin bukan termasuk acara adat dan Ngarsa Dalem juga tidak memakai busana adat. Jadi, setahu saya tidak ada ketentuan khusus untuk busana atau motifnya,” ujar Dicky.

Menurut Dicky, Jokowi mengenakan kemeja batik lengan panjang bermotif kontemporer atau modern yang tidak memiliki filosofi tertentu. “Kalau yang dipakai Pak Jokowi itu batik, sepertinya motif atau pola kontemporer yang memang didesain untuk dijadikan baju atau kemeja,” paparnya.

Analisis serupa disampaikan Ketua Bidang Pengkajian, Paguyuban Pecinta Batik Indonesia (PPBI) Sekar Jagad, Hartanto. Dia juga menyatakan baju yang dipakai Sultan adalah Sasirangan. “Itu ndak bisa diterjemahkan wong itu Sasirangan, bukan batik Jogja. Itu kan budaya Kalimantan, lain, jadi memang itu bukan budaya Jawa,” kata Hartanto saat dihubungi wartawan.

Sedangkan kemeja batik yang dipakai Jokowi, kata Hartanto, motifnya sudah bercampur dengan modernisasi. Tidak ada filosofi atau makna tertentu pada batik modern.

Dikatakan, baju yang dikenakan Jokowi motif warnanya klasik, cuma pengaturannya sudah modern sekali. “Kalau bicara makna itu tidak bisa dipotong, mengada-ada. Jadi kalau makna itu adalah yang sifatnya tradisional, nah itu sudah tertentu motifnya,” ujar Hartanto.

Mengamati foto Sultan dan Jokowi yang beredar di media sosial, Hartanto meyakini tidak ada makna khusus dari busana yang mereka kenakan. “Kalau saya yang tahu batik, mboten nggih (tidak mengandung makna khusus). Ya mungkin, nuwun sewu, mungkin punya kepentingan lain itu saya tidak tahu,” ucap Hartanto.

Kalau pihak Pak Jokowi atau Ngarsa Dalem memaknai itu sendiri, kata dia, itu secara pribadi. Sebagai budaya, tidak mengandung makna khusus. “Tapi kalau ada orang lain yang bisa menerjemahkan itu bermakna, ya monggo,” pungkasnya.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *