News  

Bantah tak Transparan Seleksi Beasiswa, Pejabat BPSDM Aceh: Instansi Lain Juga Begitu !

Chalili Putra

KabarAktual.id – Kabid Pengembangan SDM dan Kerja Sama BPSDM Aceh, Chalili Putra, mengatakan, tudingan yang menyebut pihaknya tidak transparan dalam seleksi beasiswa disebabkan informasi yang diterima tidak penuh. Kata dia, seluruh tahapan seleksi dilakukan secara profesional dengan melibatkan pihak ketiga.

Chalili menjelaskan, proses seleksi itu terdiri atas beberapa tahap. Seleksi administrasi dilaksanakan sendiri oleh BPSDM, sementara tes potensi akademik (TPA) dilaksanakan BPSDM bekerja sama dengan pihak ketiga, yaitu Psikodista. 

Karena kondisi pandemi, kata pejabat ini, dilarang mengumpulkan massa. Karena itu, pengumuman hasil seleksi beasiswa dilakukan secara online. Selain itu, tambah Chalili, ada juga hal yang menjadi pertimbangan pihaknya, bahwa yang mengikuti seleksi adalah orang Aceh yang sedang sekolah di luar daerah.

Baca juga: Kejati Bongkar Skandal Beasiswa Rp 420 Miliar di BPSDM Aceh Era Syaridin

Dengan kondisi seperti itu, kata dia, tidak memungkinkan mereka disuruh pulang hanya untuk kepentingn wawancara. “Apa lagi ada pandemi. Karena itu diputuskan dilakukan secara online,” ujarnya.

Pun demikian, kata Chalili, untuk mengikuti ujian meskipun dilaksanakan secara online, pihak panitia juga memberlakukan tata tertib. Sama halnya seperti ujian langsung, kata dia, penyelenggaraan ujian online juga ada pengawasnya, tidak boleh bekerja sama, dan lain-lain.  “Artinya, kalau ada yang ketahuan bekerja sama atau tidak mengikuti tata tertib ujian, ada catatan khusus dari pihak panitia,” ujar Chalili.

Karena ujian dilaksanakan secara online, maka pengawasannya tidak bisa dilakukan secara langsung. Untuk menyiasati masalah ini, kata dia, pihak panitia meminta agar peserta ujian mengaktifkan kamera saat mengikuti ujian. Kemudian, peserta ujian harus orang yang bersangkutan, tidak boleh diwakili. “Seluruh aktivitas ujian TPA itu direkan oleh pihak penyelenggara,” ujarnya.

Menjawab KabarAktual.id, pejabat ini mengatakan, seleksi beasiswa tersebut berlangsung sangat ketat. Dia mengambil contoh untuk program S2 yang diikuti oleh 2.500-an peserta, sementara kuota yang tersedia hanya 20 saja. Karena itu, nilai kelulusan antara peserta yang satu dengan yang lainnya benar-benar sangat bersaing.

Menyinggung tudingan tak transparan karena pengumuman disampaikan lewat akun peserta, Chalili mengatakan, pengumuman-pengumuman lain seperti beasiswa LPDP juga diumumkan lewat akun. Ujian-ujian UMPTN kayak penerimaan mahasiswa baru juga diumumkan ke akun, tidak dibuka lagi secara umum. “Kalau dulu memang surat kabar, ya kan?” katanya.

Terkait permasalahan tidak diumumkannya hasil seleksi di web, dia menjawab bahwa BPSDM memang sudah memilih mengumumkannya lewat akun masing-masing peserta. “Jadi, saya hanya bisa melihat saya aja. Ee… Mungkin ada peserta A, dia hanya bisa melihat akun dia saja,” ujar Chalili.

Menurut dia, sistem yang digunakan BPSDM Aceh itu juga sudah digunakan oleh institusi lain yang menyampaikan pengumuman berdasarkan akun masing-masing. Meski demikian, jika ada peserta yang merasa hasil seleksi itu tidak sesuai, pihak BPSDM Aceh menyatakan siap membuka dokumen hasil seleksi. “Kalau dibutuhkan, kita bisa lihat di Psikodista. Semua direcord oleh sistem,” pungkasnya.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *