KabarAktual.id – Forum Komunikasi Bantuan Polisi Pamong Praja Nusantara (FKBPPPN) Fadlun Abdillah mengungkapkan banyak honorer K2 bodong dinyatakan lolos seleksi PPPK 2024. “BKD Jakarta harus menganulir 20 honorer K2 bodong itu,” ujar Fadlun dilansir JPNN, Selasa (1/7/2025).
Fadlun mengatakan, banyak honorer Satpol PP Jakarta yang tergeser oleh peserta bodong. Kris, protokol gubernur menjadi salah satu dari honorer Satpol PP yang tersingkir. “Jangan sampai teman-teman Satpol PP menggeruduk BKD,” tegasnya.
Dia kesal karena BKD tidak mengindahkan masukan dari mereka untuk menganulir data honorer K2 bodong. Kris bahkan memiliki data dari 20 honorer K2 bodong.
Mereka aslinya adalah PJLP atau Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan. Kris sendiri berstatus pegawai tidak tetap (PTT). “Saya bekerja tahun 2005 cuma tidak masuk database honorer K2 karena SK saya bukan per 1 Januari 2005. Saya PTT Satpol PPPK,” terang Kris kepada JPNN.
Tahun 2014, Kris dan 20 PJLP itu mencoba peruntungan pada seleksi CPNS 2014.Namun, karena bukan honorer K2, Kris gagal. Sebaliknya, 20 PJLP itu malah bisa ikut seleksi CPNS 2014.Setelah diusut ternyata SK 20 PJLP itu berubah menjadi tahun 2004. Artinya, mereka menjadi honorer K2.
Kris yang tahu riwayat 20 PJLP itu kemudian protes kepada BKD dan minta dianulir. Akhirnya mereka tidak lolos CPNS. Anehnya tahun 2024, status 20 PJLP itu tetap masuk database honorer K2. Kris lagi-lagi protes dan minta dihapus dari database.
Puncaknya pada seleksi PPPK 2024, 20 PJLP itu lulus karena mendapatkan prioritas sebagai honorer K2. “Gara-gara 20 honorer K2 bodong itu, teman-teman honorer K2 asli tidak dapat formasi lho. Kalau tidak salah ada 20 orang kawan kami yang tidak dapat formasi PPPK penuh waktu,” ucapnya.
Oleh karena itu, Kris mendesak agar BKD Jakarta menganulir 20 honorer K2 bodong itu. Dia bahkan siap dipanggil untuk dimintai klarifikasi soal honorer K2 bodong. Dia menyebut teman-temannya para honorer Satpol PP akan menggeruduk BKD. “Dua kali mereka minta dianulir yang bodong, tetapi tidak diindahkan,” pungkas Fadlun Abdillah.[]
Sumber: JPNN