News  

Penyebar Narasi Wagub Aceh Minta “Tambahan Pasukan BKO” Didesak Minta Maaf

Nasrul Sufi

KabarAktual.id – Direktur Aceh Social Development (ASD), Nasrul Sufi, S.Sos, M.M, menegaskan bahwa polemik yang berkembang terkait pernyataan Wakil Gubernur Aceh telah keluar dari konteks dan mengarah pada penyesatan makna. Narasi yang dibangun sebagian pihak, dinilai, mengalami distorsi, sehingga menimbulkan persepsi keliru di ruang publik.

Menurut Nasrul Sufi alias Tgk Abang, narasi permintaan tambahan pasukan BKO yang berkembang di media sosial tidak hanya sekedar memunculkan perbedaan tafsir, tetapi sudah masuk pada wilayah delegitimasi narasi kemanusiaan dan berujung pada fitnah personal terhadap Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah. “Padahal konteksnya jelas: darurat bencana dan kebutuhan percepatan penanganan korban,” ujar Nasrul Sufi dalam keterangannya, Minggu (28/12/2025).

Melansir KabarAktual.id, sehari sebelumnya, aktivis dan pegiat media sosial Syakya Meirizal melontarkan kritik terhadap Wagub Fadhlullah yang merekomendasikan penambahan pasukan BKO (bantuan kendali operasi) untuk penanganan bencana di Aceh. Kritik itu disampaikan melalui sebuah video yang viral di media sosial TikTok seperti dibagikan akun @BLACK_ROSSE03.

Baca juga: Syakya Meirizal Sebut Wagub Aceh “Salah Minum Obat”

Syakya yang juga Koordinator Masyarakat Pengawal Otsus (MPO) Aceh itu mempertanyakan efektivitas dan urgensi permintaan penambahan pasukan BKO. Menurutnya, jumlah pasukan organik yang ada di Aceh saja “sudah cukup banyak”, bahkan banyak yang tidak memiliki pekerjaan.

Karena itu, ia menilai langkah Wagub meminta penambahan pasukan tersebut sebagai kebijakan yang tidak tepat. “Nyan ka salah jéb ubat droneuh pak Wagub (itu anda sudah salah minum obat, pak),” ujar Syakya dalam pernyataannya.

ASD menilai, perkembangan opini yang meluas di media sosial dan ruang publik soal wacana “penambahan BKO” itu telah menjauh dari substansi utama, yaitu aspek kemanusiaan dalam penanganan korban bencana. Karena itu, mereka meminta agar diskursus publik tidak diarahkan pada politisasi yang malah mengganggu konsentrasi pemerintah dan lembaga kemanusiaan di lapangan.

Desak Permintaan Maaf Terbuka

ASD mendesak pihak-pihak yang diduga menyebarkan informasi keliru dan membangun narasi menyesatkan agar menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui media massa. “Permintaan maaf terbuka penting sebagai bentuk pemulihan nama baik, sekaligus edukasi publik agar isu kemanusiaan tidak terus dijadikan alat politisasi,” lanjut Nasrul.

Baca juga: Bunda Salma: Yang Dibutuhkan Aceh Status Bencana Nasional, bukan Tambahan BKO

Ia menegaskan bahwa kebebasan berpendapat harus tetap berada pada koridor etika publik serta akuntabilitas informasi. “Apalagi Aceh saat ini sedang berada dalam situasi krisis akibat bencana yang menimpa sejumlah wilayah,” sambungnya.

ASD juga mengajak seluruh elemen masyarakat, tokoh publik, dan media untuk mengakhiri polemik yang dinilai kontraproduktif. ASD menegaskan pentingnya kembali memusatkan perhatian pada penyelamatan warga, pemulihan sosial, serta memperkuat solidaritas kemanusiaan.

“Fokus kita seharusnya tertuju pada korban bencana dan pemulihan sosial. Itu yang paling mendesak,” ucap Tgk Abang menutup pernyataannya.[]

Logo Korpri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *