KabarAktual.id – Tim Program Pengabdian Masyarakat Tanggap Bencana Universitas Syiah Kuala (USK) menuntaskan kegiatan Kaji Cepat (asesmen) dampak banjir terhadap infrastruktur vital dan lingkungan fisik di Kabupaten Bireuen, Selasa (16/12/2025). Dokumen ini sebagai dasar penentuan prioritas penanganan pascabencana, khususnya pada sektor infrastruktur kritis.
Ketua Program Tanggap Darurat Bencana USK, Prof. Dr. Ir. Ella Meilianda, S.T., M.T., IPU, menegaskan pentingnya pengambilan keputusan berbasis data lapangan. Hasil asesmen ini diharapkan menjadi rujukan utama dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi.
Baca juga: VIDEO: Prabowo Tolak Bantuan Asing Tangani Bencana Aceh dan Sumatera
“Kami ingin memastikan setiap keputusan penanganan didasarkan pada bukti lapangan yang valid, bukan asumsi, agar upaya pemulihan benar-benar efektif dan tepat sasaran,” ujarnya.
Tim USK melakukan penelusuran dan observasi intensif di sepanjang bantaran tiga sungai utama, yakni Krueng Peudada, Krueng Peusangan, serta kawasan Teupin Mane. Dari kegiatan tersebut, tim mengumpulkan data tingkat genangan banjir, ketebalan endapan lumpur, hingga jejak luapan air di desa-desa terdampak.
Baca juga: Staf Presiden Diminta tidak Ngebacot! Kalau Bantuan Dikirim Tahun Depan, Udah Mati Semua Mereka!
Asesmen difokuskan pada infrastruktur vital yang terdampak signifikan. Salah satu temuan utama adalah terputusnya Jembatan Darul Aman–Ulee Jalan yang mengakibatkan terganggunya akses transportasi masyarakat. Selain itu, tim juga melakukan penilaian awal terhadap kondisi bendung karet serta infrastruktur pengendali banjir di Desa Blang Me, Desa Kapa, dan kawasan Krueng Beukah.
Peninjauan dilanjutkan ke area persawahan, bangunan warga, dan fasilitas umum di sepanjang ruas jalan nasional menuju Jembatan Kuta Blang untuk memetakan dampak banjir secara menyeluruh.
Seluruh rangkaian kegiatan lapangan dilakukan melalui koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) PUPR Bina Marga Kabupaten Bireuen serta didampingi dosen dan staf Universitas Al Muslim, guna memastikan kesesuaian temuan teknis dengan rencana penanganan daerah.
Program Kaji Cepat Infrastruktur Kritis ini didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Melalui kegiatan tersebut, USK menegaskan komitmennya dalam menyediakan gambaran komprehensif terkait tingkat kerusakan dan kerentanan infrastruktur sebagai dasar pengambilan kebijakan yang cepat, tepat, dan responsif dalam upaya pemulihan pascabencana di Kabupaten Bireuen.[]










