KabarAktual.id – Pernyataan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bahwa pemulihan listrik di Aceh telah mencapai 93 persen di hadapan Presiden Prabowo Subianto, Minggu siang hanya laporan ABS (asal bapak senang). Ketum Golkar itu mentah-mentah telah membohongi presiden.
Seperti diberitakan sebelumnya, Bahlil dengan mantap menjawab pertanyaan Presiden bahwa “malam ini seluruh Aceh akan menyala”. Berikut petikan dialog Presiden dengan Bahlil.
“Kementerian ESDM, lampu menyala sudah?” tanya Prabowo kepada Bahlil.
“Siap, malam ini nyala semua, Pak,” jawab Bahlil.
Baca juga: Bahlil Lapor Prabowo: 97 Persen Listrik di Aceh Nyala Malam Ini
“Seluruh Aceh?” lanjut Prabowo.
“Seluruh Aceh, 97 persen malam ini semua Aceh nyala,” tegas Bahlil di hadapan Presiden Prabowo Subianto
Pernyataan itu dinilai tidak sesuai fakta di lapangan. Sesuai pemantauan, hingga Minggu malam (7/12/2025) pukul 20.35 WIB, listrik masih padam di hampir seluruh wilayah Aceh.
Kondisi gelap gulita dilaporkan masih dialami warga di Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Nagan Raya, Meulaboh (Aceh Barat), Aceh Selatan, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Tamiang, Subulussalam, serta sejumlah kabupaten/kota lainnya.
Akademisi Aceh, Dr. Samsuardi, menilai pernyataan Menteri ESDM yang juga mewakili PT PLN (Persero) tersebut sebagai bentuk kebohongan publik yang dilakukan untuk membangun citra di hadapan kepala negara. “Sejak Jumat, PLN sudah berkali-kali menyampaikan janji listrik akan normal, lalu dikoreksi menjadi Sabtu, kemudian malam Minggu. Faktanya, hingga malam ini, pemadaman masih terjadi di banyak daerah Aceh,” kata Dr. Samsuardi, Minggu malam.
Menurutnya, kondisi tersebut menunjukkan bahwa Bahlil bukan hanya menipu rakyat Aceh yang sedang tertimpa bencana, tetapi juga menyampaikan informasi keliru kepada Presiden. Narasi pemulihan yang disampaikan, dinilai, tidak sesuai realitas. “Bahlil berbohong, tidak bisa dipercaya. Dia hanya sebatas pencitraan di hadapan Presiden,” tegasnya.
Bukan Hal Baru
Dr. Samsuardi menambahkan, persoalan kelistrikan di Aceh bukan hanya terjadi saat bencana banjir melanda. Pemadaman telah sering terjadi jauh sebelum musibah, tanpa adanya penyelesaian yang tuntas dari PLN.
Dikatakan, masalah lampu padam ini sudah lama berlangsung. “Tidak ada solusi serius. Masyarakat Aceh terus dipermainkan dengan janji-janji tanpa realisasi,” ujarnya.
Samsuardi menilai, dampak bencana kali ini memperparah krisis infrastruktur, termasuk jaringan listrik, meskipun tingkat korban jiwa tidak sebesar peristiwa tsunami Aceh beberapa tahun silam.
Desak Rotasi Pejabat Kelistrikan
Atas kondisi tersebut, Dr. Samsuardi mendesak Presiden Prabowo Subianto segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap manajemen PLN di Aceh, termasuk melakukan rotasi hingga pencopotan pejabat yang dinilai tidak profesional dan tidak kredibel. “Saya mendesak Presiden melakukan rotasi pejabat yang mengurusi kelistrikan Aceh dan menggantinya dengan figur yang mampu bekerja cepat dan jujur. Ini penting untuk memulihkan kepercayaan publik, terutama di tengah situasi bencana seperti sekarang,” ucapnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak PLN belum memberikan pernyataan resmi lanjutan mengenai kondisi pemadaman yang masih berlangsung di berbagai wilayah Aceh, meskipun sebelumnya menyatakan pemulihan telah mencapai 93 persen.[]












