KabarAktual.id – Menyusul enam koleganya, Bupati Aceh Utara Ismail A. Jalil juga menyatakan tak sanggup menangani musibah banjir dan tanah longsor di daerahnya. Pernyataan “angkat tangan” itu disampaikan lewat surat resmi tanggal 2 Desember 2025.
Melalui surat nomor 400/1832/2025, bupati yang populer disapa Ayahwa itu melaporkan langsung kerusakan daerahnya kepada Presiden Prabowo Subianto. Dalam surat itu disebutkan bahwa daya rusak bencana yang melanda wilayahnya tanggal 26 November 2025 melebihi musibah Tsunami tahun 2004. Hingga hari kedelapan, kata Ayahwa, jumlah korban sudah mencapai 121 jiwa dan 118 dinyatakan hilang.
Baca juga: Usai Terisolasi Berhari-hari, Korban Banjir Kuala Simpang Dapat Bantuan Polda
Juga dilaporkan, bahwa masih banyak gampong (desa) yang terisolasi dan tidak mampu dijangkau dengan kendaraan darat. Penyebabnya, karena masih tingginya genangan, lumpur yang tebal, kayu dan tiang listrik yang tumbang bergelimpangan di badan jalan.
Baca juga: Aceh Tamiang Lumpuh Total! Mengerikan, Warga Mulai Door to Door Cari Makanan
Faktor beratnya eskalasi kerusakan dan jumlah korban, kata bupati, membuat mereka tidak sanggup menangani bencana. Karena itu, ia meminta Presiden agar menetapkan bencana Aceh sebagai bencana nasional.
Sebelumnya, enam kepala daerah telah terlebih dahulu melakukan hal yang sama. Mereka meminta Presiden menetapkan bencana Aceh sebagai bencana nasional.
Dengan demikian sudah tujuh bupati meminta Pemerintah Pusat agar menetapkan status bencana Aceh sebagai bencana nasional. Mereka adalah bupati Gayo Lues, Aceh Tengah, Aceh Selatan, Pidie Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, dan terakhir Aceh Utara.[] Alamsyah












