KabarAktual.id – Rektor Universitas Syiah Kuala Prof. Dr. Ir. Marwan mengapresiasi seluruh mahasiswa maupun elemen masyarakat yang mengikuti aksi demo secara damai di Aceh. Aksi demonstrasi ini berpusat di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Selasa (1/9/2025).
Aksi ini mendapat sorotan nasional sebagai salah satu demonstrasi paling damai di Indonesia, yang memperlihatkan kedewasaan masyarakat Aceh dalam menyampaikan aspirasi secara bermartabat.
Sejak sore hari hingga berakhir pada pukul 18.00 WIB, massa aksi melakukan orasi secara damai, menjaga ketertiban, dan menghindari tindakan anarkis seperti perusakan fasilitas umum maupun pelemparan ke arah aparat keamanan.
Baca juga: Ketua DPRA: Tambah Satu Poin Lagi “Aceh Pisah dari Pusat”, Berani Tulis? Sini Saya Teken!
Pihak kepolisian yang bertugas juga bersikap persuasif dan humanis sehingga tercipta suasana yang kondusif tanpa bentrokan ataupun ketegangan antara massa dan aparat.
Untuk itulah, Rektor memberikan apresiasi tinggi atas pelaksanaan demonstrasi damai tersebut. Ia menilai aksi ini sebagai bukti nyata bahwa masyarakat Aceh sangat mencintai perdamaian dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi.
“Kami bangga melihat semangat masyarakat yang menyampaikan aspirasi dengan cara yang santun dan bertanggung jawab. Ini jadi bukti komitmen kita bersama menjaga perdamaian setelah masa konflik,” kata Prof. Marwan.
Rektor menilai penyampaian aspirasi merupakan hak setiap warga negara dalam demokrasi, tetapi harus disampaikan secara bermartabat dan tidak merusak tatanan sosial yang sudah terbangun.
“Aspirasi hendaknya tidak disertai tindakan anarkis atau provokatif, melainkan dengan menjunjung tinggi nilai kedamaian, ketertiban, dan saling menghargai,” tambahnya.
Ia juga mengingatkan bahwa situasi damai dan kondusif yang telah terjaga selama ini merupakan modal utama bagi kelangsungan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Aceh secara berkelanjutan.
Prof. Marwan turut mengajak seluruh elemen masyarakat Aceh untuk tetap menjaga akhlak mulia, cinta damai, dan kepedulian terhadap masa depan bersama. Sebab aspirasi yang disampaikan secara elegan dan dialogis akan lebih mudah didengar, dipahami, dan ditindaklanjuti secara konstruktif.
“Mari kita jadikan semangat kebersamaan sebagai kekuatan untuk mewujudkan Aceh yang lebih adil, damai, dan sejahtera untuk semua,” pungkasnya.[]