KabarAktual.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara setelah rumahnya dijarah massa pada Minggu (31/8/2025) malam. Ia mengulang kalimat yang pernah diucapkan tujuh tahun silam. “Jangan lelah mencintai Indonesia”.
Waktu itu tanggal 29 Agustus 2018. Sri Mulyani mengunjungi Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, untuk meresmikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Pada acara ramah tamah dengan keluarga besar Kemenkeu Provinsi Sultra, ia berpesan kepada jajaran di Sultra bahwa merekalah pengawal keuangan negara.
Kepada anak buahnya di daerah itu, ia juga mengingatkan agar bekerja dengan sepenuh hati, selalu menjaga nilai-nilai Kementerian Keuangan. “Jangan pernah lelah mencintai negeri ini,” ucapnya dilansir djkn.kemenkeu.go.id, 07 September 2018.
Baca juga: Rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani Digeruduk dan Dijarah Massa
Kalimat yang sama diucapkan kembali oleh Sri Mulyani sehari usai rumahnya dijarah massa, Minggu (31/8/2029). Ia mengungkapkan agar semua pihak tidak lelah mencintai Indonesia.
Sri Mulyani mengunggah kalimat itu di akun Instagram-nya @smindrawati, Senin (1/9/2025). “Semoga Allah SWT memberkahi dan melindungi Indonesia. Jangan pernah lelah mencintai Indonesia,” tulisnya.
Baca juga: Koalisi Masyarakat Sipil: Prabowo Gagal Paham Sikapi Tunututan Publik
Melansir Kompas.com, para netizen merespon ucapan Sri Mulyani dengan beragam komentar. Ada yang bernada sarkas selain ada pula yang mendoakannya.
“jangan hanya mencintai negara, tapi cintailah rakyat ketika membuat kebijakan, jangan yg disini diperas macam kelapa, sementara yg disono diruang ac sambil joget, diguyur kenikmatan, itu yg penting,” tulis akun udin musakin.
Akun Boy Sudirman malah tidak percaya insiden penjarahan itu peristiwa beneran. Ia mencurigai itu sebagai settingan.
“alah rumah sandiwara settingan aja biar rakyat adem seakan2 jeng sri udah dihukum padahal mah lg lakon sandiwara, lo pikir rakyat bego,” tulisanya.
“ya g lelah bu… menteri dg segala fasilitasnya masak ya lelah… klo rakyat yg di pajakin trs mungkin bisa lelah bu…,” tulis Adhitya Iqbal Putranto.
“penjarahan itu murni perampokan yang menunggangi demo. ini mencederai perjuangan rakyat, kita harus bersama mencegah hal ini terjadi. harus tindak tegas, jika dibiarkan penjarahan akan meluas. tidak ada alasan utk membela, apakah itu maling besar atau maling kecil, tetap saja maling haram najis,” timpal akun Anwar Lubis.
Akun Jirox Berkah prihatin atas musibah yang menimpa Menkeu. “save bu sri mulyani,” tulisnya.
Sri Mulyani mengaku memahami bahwa membangun Indonesia adalah sebuah perjuangan yang tidak mudah, terjal, dan sering berbahaya. Para pendahulu negara telah melalui hal itu.
Menurutnya, politik adalah perjuangan bersama untuk tujuan mulia kolektif bangsa, tetap dengan etika dan moralitas yang luhur. Ia mengatakan, sebagai pejabat negara disumpah untuk menjalankan UUD 1945 dan semua aturan yang berlaku. Regulasi itu, kata Sri Mulyani, bukan ranah atau selera pribadi. UU disusun melibatkan pemerintah, DPR, DPD, dan partisipasi masyarakat secara terbuka dan transparan.
Menurut dia, apabila publik tidak puas dan ada hak konstitusi yang dilanggar, masyarakat dapat mengajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi (MK). “Bila pelaksanaan UU menyimpang, dapat membawa perkara ke pengadilan hingga ke Mahkamah Agung. Itu sistem demokrasi Indonesia yang beradab,” tutur Sri Mulyani.
Ia mengaku menyadari bahwa mekanisme yang dijalani tidak sempurna. Namun, memperbaiki kualitas demokrasi dengan beradab adalah tugas bersama. “Tugas kita terus memperbaiki kualitas demokrasi dengan beradab, tidak dengan anarki, intimidasi, serta represi,” ucapnya.
Dia menambahkan, bahwa tugas negara harus dilakukan dengan amanah, kejujuran, integritas, kepantasan dan kepatutan, profesional, transparan, akuntabel, dan tanpa korupsi. Diberi amanah sebagai pejabat negara, kata dia, adalah kehormatan dan tugas luar biasa mulia.
Begitu pula tugas yang tidak mudah dan sangat kompleks, sambungnya, memerlukan wisdom dan empati, serta kepekaan mendengar dan memahami suara masyarakat. Karena ini menyangkut nasib rakyat Indonesia dan masa depan bangsa Indonesia.
Oleh karenanya, ia berterima kasih kepada seluruh masyarakat umum, termasuk netizen, guru, dosen, mahasiswa, media massa, pelaku usaha UMKM, koperasi, usaha besar, dan semua pemangku kepentingan yang terus menyampaikan masukan, kritikan, sindiran, bahkan makian, juga nasihat.
Dia juga berharap doa dan dukungan untuk berbenah diri yang disebutnya sebagai bagian dari proses membangun Indonesia. Mari kita jaga dan bangun Indonesia bersama, tidak dengan merusak, membakar, menjarah, memfitnah, pecah belah, kebencian, kesombongan, dan melukai serta mengkhianati perasaan publik,” pintanya.
Pada bagian akhir, ia menyampaikan permohonan maaf, karena pasti masih banyak sekali kekurangan. “Bismillah, kami perbaiki terus menerus,” pungkasnya.[]