News  

Biaya Makan Gratis Rp Rp 1,2 Triliun Per Hari

Siswa sebuah sekolah di Simeulue menemukan belatung dalam makanan yang disajikan program Makan Bergizi Gratis (foto: Ist)

KabarAktual.id – Pemerintahan Prabowo menyediakan APBN Rp 335 triliun untuk tahun 2026. Jumlah meningkat drastis disbanding 2025 yang hanya Rp Rp 71 triliun.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan alokasi anggaran sebesar ini ditetapkan berdasarkan jumlah penerima MBG pada 2026 yang mencapai 82,9 juta orang. Jumlah penerima sebanyak itu akan menyedot anggaran sekitar Rp 1,2 triliun per hari.

Dijelaskan, jika setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG berproduksi sebanyak 20-21 hari per bulan, maka besaran dana yang diperlukan untuk menyediakan makan gratis ini ditaksir bisa mencapai Rp 25 triliun setiap bulan, atau Rp 300 triliun dalam setahun.

Dadan menjelaskan, dana Rp 335 triliun tahun depan itu lebih banyak untuk intervensi makan bergizi. Karena untuk intervensinya saja, mereka akan menggunakan kurang lebih Rp 1,2 triliun per hari atau sekitar kurang lebih Rp 25 triliun per bulan. “Karena penerima manfaatnya sudah kami asumsikan mencakup 82,9 juta,” ujarnya pada Talkshow Potret 1 Tahun BGN, Selasa (19/8/2025).

Dia menambahkan, kalau akhir tahun itu 82,9 juta tercapai, maka tahun depan pihaknya akan mulai dari awal Januari dengan melayani 82,9 juta untuk 20-21 hari per bulan, kemudian 12 bulan selama 1 tahun. “Jadi hitungannya demikian,” sambungnya.

Siswa sebuah sekolah di Simeulue, Aceh, menemukan belatung dalam hidangan makan bergizi gratis (foto: Ist)

Untuk sisa anggaran jumbo tadi, kata dia, akan dialokasikan untuk operasional BGN hingga dukungan manajemen. Termasuk salah satunya untuk biaya proses digitalisasi pelaksanaan makan gratis agar setiap pengeluaran SPPG tercatat dan mudah dipantau. “Jadi sebagian besar sih uangnya mungkin hampir 75% itu untuk intervensi makan bergizi,” tegasnya.

Di luar itu, Dadan melaporkan untuk pelaksanaan MBG hingga hari ini, Selasa (19/8), baru menyerap anggaran senilai Rp 10,3 triliun dari total anggaran 2025 senilai Rp 71 triliun. Ia menyebut dari jumlah dana tersebut, 20 juta orang tercatat sudah jadi penerima manfaat MBG, baik dari siswa, ibu hamil atau menyusui, serta balita.

Mengingat pemerintah mempercepat target penerima MBG jadi 82,9 juta orang hingga akhir tahun ini, Dadan mengatakan pihaknya juga sudah disiapkan dana tambahan capai Rp 100 triliun hingga akhir 2025 nanti. Dana tambahan ini di luar anggaran Rp 71 triliun yang sudah disiapkan sebelumnya.

Menurut dia, Badan Gizi sampai hari ini baru menyerap Rp 10,5 triliun uang yang dianggarkan dari Rp 71 triliun. “Belum ada menyentuh yang di-standby-kan Rp 100 triliun,” ujar Dadan saat ditemui di Kantor Berita Antara, Jakarta, Selasa (19/8/2025).

Namun Dadan menargetkan dari alokasi dana tambahan sebesar Rp 100 triliun tadi, program MBG hanya akan menyerap Rp 50 triliun hingga akhir tahun. Sehingga total anggaran yang akan digelontorkan untuk salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini mencapai Rp 121 triliun.

“Kita sudah punya Rp 71 triliun. Kemudian Pak Presiden sudah siapkan tambahan Rp 100 triliun. Setelah kami hitung-hitung, mungkin kami tidak bisa menyerap Rp 100 triliun. Makanya mungkin kami akan serap maksimal Rp 50 triliun. Karena penerima manfaat di awal 2025 ini kan bertahap ya,” tuturnya.

Meski penyerapan anggarannya kini baru Rp 10,3 triliun, Dadan mengatakan dana makan gratis yang terserap akan terus meningkat ke depan, seiring dengan meningkatnya jumlah penerima manfaat. Di mana per September 2025, BGN menargetkan untuk membentuk setidaknya 10.000 SPPG, sehingga dana yang akan diserap bisa mencapai Rp 10 triliun setiap bulan.

“Jadi sekarang sudah Rp 10,3 triliun, dan ini akan semakin meningkat dengan meningkatnya jumlah penerima manfaat. Nanti di bulan September, kalau kita sudah bisa membentuk kurang lebih 10.000 satuan pelayanan pemenuhan gizi, maka setiap bulan itu Rp 10 triliun sendiri,” paparnya.

BGN kembali menargetkan akan memiliki 30.000 SPPG dengan 82,9 juta penerima manfaat pada November 2025, sehingga pihaknya akan menyedot anggaran Rp 1,2 triliun per hari atau Rp 25 triliun per bulan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Dengan kata lain, penyerapan anggaran MBG akan sejalan dengan penambahan jumlah penerima manfaat.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *