KabarAktual.id – Alasan PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) memblokir rekening dormant karena digunakan untuk kejahatan, seperti judi online, dinilai terlalu mengada-ada. Justeru rekening judi online sangat aktif karena selalu digunakan untuk menerima transfer.
Belakangan mulai terungkap, ternyata PPATK melakukan pemblokiran secara sembrono. Mereka juga membekukan rekening masjid yang secara umum memang banyak yang tidak aktif.
Salah satu korban pemblokiran rekening masjid dialami Ustadz Das’ad Latif. Rekening yang digunakan oleh da’i kondang ini untuk keperluan pembangunan masjid juga terkena kebijakan blokir karena selama 3 bulan terakhir tidak aktif.
Dalam tayangan video yang diposting di media sosialnya, Kamis (7/8/2025), Ustaz Das’ad menceritakan soal rekeningnya yang tiba-tiba diblokir oleh PPATK. Hari itu, dia datang ke bank dengan tujuan untuk mengambil uang guna membayar material pembangunan masjid miliknya.
“Saya hari ini berencana membayar besi, semen untuk pembangunan masjid saya. Jadi saya datanglah mengambil uang yang saya tabung di Bank Pemerintah, setelah saya tiba ternyata rekening saya diblokir karena tidak aktif selama tiga bulan,” kata Ustaz Das’ad.
Ia pun mengaku sempat bingung mengapa rekeningnya diblokir. Padahal sepengetahuannya, negara kerap mengajak masyarakat untuk gemar menabung. “Tapi kenapa diblokir? namanya menabung disimpan duit, kalau tidak disimpan diambil terus bolak-balik, lebih baik disimpan di dompet,” keluhnya.
“Saya menabung untuk aman dan membantu negara, tapi ternyata saya diblokir, mudah-mudahan ini hanya terjadi pada diri saya tidak pada masyarakat yang jauh lebih kecil dari saya,” tambahnya.
Ustadz Das’ad mengkritisi cara pemblokiran rekening yang dinilai tidak elegan. Meski demikian, dia menyadari tujuan pemerintah itu sebenarnya baik.
“Saya berharap pemerintah membuat keputusan yang betul-betul elegan, tidak meresahkan masyarakat dan tidak menyusahkan rakyat kecil,” ujarnya.
Ustadz Das’ad berpesan kepada para pejabat agar saat membuat kebijakan benar-benar memikirkan kemaslahatan umat. Seorang pejabat negara, kata dia, harus bisa betul-betul melayani masyarakat dengan baik.
“Apa gunanya kalian yang sekolah tinggi-tinggi ke luar negeri digaji oleh negara yang bekerja mengelola keuangan masyarakat, lalu uang masyarakat ini, kebijakan ini justru melahirkan keresahan dan menyusahkan masyarakat,” jelasnya.
Kepada pemerintah, ia meminya agar tidak menganggap kritikan sebagai teror, jangan dianggap sebagai lawan, tapi anggaplah sebagai masukan dari rakyat untuk memperbaiki sistem pengelolaan keuangan negara. “Saya yakin kalau niatnya baik pasti Allah tunjukkan jalan yang baik,” pungkasnya.[]