KabarAktual.id – Serangan militer Amerika Serikat (AS) ke tiga fasilitas nuklir Iran akhir pekan lalu dilaporkan tidak menghancurkan komponen inti program nuklir negara tersebut.
Menurut penilaian awal intelijen AS yang dijelaskan oleh tiga orang yang diberi pengarahan tentang laporkan tersebut, serangan yang direstui Donald Trump itu hanya menundanya selama beberapa bulan.
Dilansir dari CNN, Rabu (25/9/2025), penilaian dibuat oleh Badan Intelijen Pertahanan (efense Intelligence Agency/DIA).
Salah satu sumber menyebut laporan awal ini berdasarkan pada penilaian kerusakan pertempuran yang dilakukan oleh Komando Pusat AS setelah serangan AS. “Analisis kerusakan pada situs dan dampak serangan terhadap ambisi nuklir Iran masih berlangsung, dan dapat berubah seiring dengan tersedianya lebih banyak informasi intelijen,” demikian dikutip dari laporan CNN.
Temuan awal tersebut bertentangan dengan klaim berulang Presiden Donald Trump bahwa serangan tersebut “benar-benar dan sepenuhnya menghancurkan” fasilitas pengayaan nuklir Iran.
Dua orang yang mengetahui penilaian tersebut mengatakan persediaan uranium yang diperkaya milik Iran tidak dihancurkan. Salah satu orang mengatakan sejumlah sentrifus di dalam fasilitas nuklir Iran sebagian besar “utuh.””Jadi penilaian (DIA) adalah bahwa AS menunda mereka mungkin beberapa bulan, paling lama,” kata sumber tersebut.
Gedung Putih membantahPihak Gedung Puith membantah laporan intelijen yang menyebutkan situs nuklir Iran tidak hancur. “Dugaan ‘penilaian’ ini sepenuhnya salah dan diklasifikasikan sebagai ‘sangat rahasia’ tetapi tetap saja dibocorkan ke CNN oleh seorang pecundang anonim dan rendahan di komunitas intelijen,” kata juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt dalam sebuah posting media sosial.
Israel dan Iran terlibat perang dalam 12 hari terakhir. Kedua negara saling serang dengan rudal penjelajah dan pesawat drone. Total korban tewas di Iran mencapai 110 orang.[]
Sumber: CNN Indonesia