Opini  

Siapa Pengkhianat hingga 4 Pulau Aceh Dirampas Sumut?

Avatar photo
Ilustrasi pengkhianat (foto: Pixabay)

PENGKHIANATAN terhadap rakyat Aceh terus berulang. Terjadi dalam modus berbeda dari waktu ke waktu.

Pengkhianatan kali ini sangat “telanjang”. Mirip pola Orde Lama yang meleburkan Provinsi Daerah Istimewa Atjeh ke dalam Sumatera Utara (Sumut), kali ini juga terkait batas teritorial Aceh. Pemerintah Pusat memindahkan batas wilayah provinsi ini dengan menyerahkan 4 pulaunya ke dalam wilayah Sumut.

Iklan

Terkesan sangat tiba-tiba Kemendagri mengeluarkan keputusan mengalihkan aset milik Aceh. Padahal fakta sejarah dan berbagai dokumen menjelaskan bahwa keempat pulau di wilayah Aceh Singkil tidak seharusnya menjadi obyek sengketa.

Ketika sudah begini, kita teringat kembali posisi Aceh di masa-masa perjuangan kemerdekaan RI. Di masa Aceh masih berdiri sendiri, kabarnya, Bung Karno, membujuk pemimpin Aceh agar bergabung dengan Indonesia. “Para ulama bilang tak usah gabung, kita berdiri sendiri aja. Tapi ada orang Aceh yang pilih pangkat dan jabatan, akhirnya Aceh gabung.

Tidak hanya sekedar bergabung. Dalam berbagai dokumen sejarah dijelaskan bahwa Aceh banyak memberi kontribusi terhadap perjuangan republik. Sebut salah satu contohnya adalah sumbangan pesawat Seulawah yang menjadi cikal bakal Garuda Indonesia Airways.

Dalam perjalanan kemudian, RI sering berkhianat. Para elitnya melupakan begitu saja pengorbanan Aceh. Seperti iblis, tanpa merasa berdosa mereka terus berkhianat.

Kini, RI kembali mengulangi pengkhianatannya. Empat pulau milik Aceh dirampas Sumut atas persetujuan mendagri. Mungkinkah tak ada orang dalam yang terlibat, maksud saya orang Aceh? Ohhh tak mungkinlah. Para pengkhianat selalu menunggu peluang untuk beraksi, mereka persis seperti pencuri.

Gubernur Aceh dan Wakil Mualem-Dek Fad harus mencari pengkhianat 4 pulau ini, kenapa dengan mudah bisa hilang begitu saja. Kemudian, diumum ke publik agar kami rakyat kenal sosok dan wajahnya. Menyakitkan sekali perilaku mereka.

Kita rakyat Aceh harus sadar, kenapa kita hudup susah dan selalu dihidangkan dengan problema yang tak pernah tuntas. Semuanya karena pengkhianat. Oknum terkutuk yang bertopeng senyuman seakan-akan memihak kita, padahal mereka menikam kita dari belakang.

Kepada kepala pemerintahan Aceh Mualem-Dek Fad, kami serukan segera ambil kembali pulau tersebut, tentu melalui mekanisme yang ada. Yang pasti 4 pula ini marwah Aceh. Ini marwah rakyat Aceh. Jika pulau ini hilang, rakyat akan berkata: “Selamat jalan Aceh”.

Ratusan bahkan sejak ribuan tahun silam pulau itu milik Aceh. Kenapa kini masuk Sumut. Masya Allah, kayak sesuka hati aja yang urus negeri ini. Hargailah Aceh, hargailah rakyat Aceh.

Pak Presiden Prabowo, jangan biarkan darah kembali mengalir di tanah Aceh karena alasan 4 pulau terebut. Hentikan apa yang dilakukan Mendagri dan kembalikan 4 pulau itu ke Aceh secara baik-baik. Kalau tidak, mungkin Bapak Presiden dianggap cuma omong doank.

Bapak mengatakan sayang Aceh. Padahal kenyataannya tidak. Kami yakin Bapak Prabowo paham persaan rakyat Aceh. Terima kasih banyak, Bapak atas niat baiknya.[]

Tarmizi Age, mantan aktivis GAM di Denmark yang juga merupakan ketua Influencer Aceh (BP) Mualem-Dek Fad

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *