HEBOH sesaat soal dugaan maladministrasi pada proses penunjukan Plt Sekda Aceh atas nama Alhudri, kemungkinan, hanya drama politik. Sudah ada skenario yang mengatur, siapa memerankan apa dan hingga sejauh mana.
Kita tentu saja tidak sanggup menerka-nerka goal apa gerangan yang hendak dicapai dari drama politik tersebut. Balas jasa-kah atau benar-benar untuk kebaikan birokrasi pemerintahan yang akan bekerja untuk rakyat?
Kalau goal kedua yang hendak diraih, tentu ia punya indikator-indikator yang bisa dijelaskan secara akademis. Misalnya, dengan melihat variabel-variabel good governance pada sosok yang akan diberi tugas berat mengurus birokrasi Aceh.
Apa itu variabel good governance? Seseorang harus jujur, akuntabel, bersih, melayani, dan tentu saja profesional.
Apakah Plt Sekda pilihan Mualem memenuhi kriteria tadi? Tidak usah dibahaslah. Coba buka saja jejak digital. Di sana sudah tersedia jawabannya.
Sekarang, mari kita melihat permasalahan ini secara lebih luas.
Dari satu sisi, drama tersebut sebenarnya sama sekali tidak logis; bahkan kontraproduktif untuk kepemimpinan Gubernur Muzakir Manaf alias Mualem.
Meskipun itu bisa jadi juga drama, tapi rakyat sangat menikmatinya. Drama barcode dengan segala ilustrasinya sangat membuat terbuai, meskipun lama-lama — karena himpitan masalah kehidupan masing-masing — masyarakat akan melupakan itu semua. Digilas oleh waktu, mereka tidak ingat lagi, bahwa mereka sebenarnya juga telah kena tipu.
Kenapa permasalahan itu bisa dianggap drama?
Seorang Mualem yang dikelilingi sekian banyak pakar tidak mungkin tidak tahu bahwa QR barcode Pertamina adalah kebijakan nasional. Tidak mungkin diubah oleh seorang kepala daerah. Mualem pasti tahu itu.
Tapi, kenapa juga dilakukan? Seperti diutarakannya kepada media, dia ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa dia gubernur yang aspiratif. Nah, tanggung jawab sebagai gubernur yang ingin menjawab keresahan rakyat sudah dia penuhi.
Kalau toh nanti tidak terjadi, masyarakat sudah bisa mendapatkan jawabannya di media massa: bahwa itu kebijakan nasional. Titik.
Drama barcode pun pelan-pelan lenyap, hilang dengan sendirinya. Tapi, Mualem telah berhasil mendapatkan nilai positif dari drama barcode.
Sekarang muncul lagi drama baru. Dugaan cacat hukum pada proses penunjukan Plt Sekda.
Drama ini tambah seru lantaran dimunculkan oleh ketua DPRA. Sebagian publik, bahkan media, pun ikut terkecoh, mengira itu benar-benar sebuah “pertempuran” antara legislatif dan eksekutif.
Drama ini dimunculkan melalui media publik yang sebagian dari mereka tidak mampu membaca scene behind sesungguhnya yang terjadi di belakang layar. Lalu, ramai-ramai isu ini tampil dengan berbagai formulasi judul.
Si pembuat skenario tinggal menonton bagaimana publik sibuk mengunyah isu yang sudah dilemparkan. Tentu saja versi mereka masing-masing.
Kelompok yang pro akan mendukung mati-matian, sedangkan yang lain menulisnya dengan pendekatan regulatif dan mengedepankan kepentingan publik.
Jangan lupa, ketua DPRA dan gubernur adalah kader sebuah partai yang sama. Secara hierarkis, bahkan, ketua DPRA adalah bawahan ketua umum partai. Dia menduduki jabatan juga atas rekomendasi sang ketua umum.
Fakta itu saja sudah cukup argumentatif menjelaskan, bahwa protes soal kesalahan SK penunjukan Plt Sekda itu, diduga kuat, hanya drama. Jadi, publik tidak usah meributkannya lagi. Itu permainan China Saboh Geudong (persekongkolan).
Jika drama pertama menghasilkan nilai positif, drama China Saboh Geudong justeru sebaliknya. Tidak punya nilai alias nol.
Kalau diibaratkan perkalian, kedua permainan itu akhirnya hanya menghasilkan angka nol.
Kita cukup menyadarinya saja, bahwa apa yang dipertontonkan itu adalah perilaku politik yang menjijikkan. Praktik maladministrasi pengangkatan Plt Sekda biarlah begitu saja. Itu hak mereka sebagai pemenang pilkada.
Bahwa mereka dipilih, digaji, diberikan berbagai fasilitas dari uang yang dikumpulkan dari pajak rakyat, memang benar. Tapi, rakyat juga harus terima. Harus legowo. Itulah pilihan yang sudah diambil.
Kalau hari ini banyak suguhan drama, nikmati saja. Mungkin hingga lima tahun mendatang.
Selamat menonton drama China Saboh Geudong.[]