BAGI sebagian orang, istilah “petugas partai” yang diperkenalkan oleh Megawati Soekarnoputri, boleh jadi, dirasakan sebagai sesuatu yang kurang pas. Terasa tidak mengena ketika dihadapkan dengan teori politik, misalnya.
Dalam definisi sederhana, anggota DPR adalah mereka yang bertugas mewakili konstituen di wilayah masing-masing untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Bukan petugas partai.
Mengutip Wikipedia, anggota parlemen (DPR) adalah orang-orang yang dipilih untuk bertugas sebagai anggota dari Dewan Rakyat. Juga tidak sama seperti teori Megawati.
Tidak ditemukan, memang, definisi yang menyebutkan anggota legislatif (juga pejabat eksekutif yang diusung partai politik) sebagai petugas partai. Meskipun dalam banyak praktek, akhir-akhir ini, hampir semua partai bertindak demikian. Sejak pencalonan, mereka sudah dibekali surat tugas oleh partai pendukung.
Nah, kemarin, Senin 30 September 2024, para petugas partai di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) sudah resmi dilantik. Petugas partai di tingkat Pusat, sehari setelahnya. Mereka dilantik pada 1 Oktober 2024.
Selamat kepada partai politik pengusung, keluarga, dan tim pemenangan atau tim sukses (timses). Selamat menikmati kejayaan, kursi empuk, dengan segala fasilitas mewah. Kursi kekuasaan legislatif sudah berhasil diraih dengan bertungkus-lumus, berbagai usaha dan cara.
Setelah kejayaan ini diperoleh, menurut kebiasaan di dunia politik di sini, secara otomatis, publik akan menyaksikan kembali sebuah perulangan. Para aktor politik, politisi, dan pemangku kekuasaan kembali kepada partai politiknya, keluarga, dan timses.
Secara umum, mereka akan melupakan penderitaan rakyat. Waktu-waktu mereka akan tersita untuk urusan pragmatis seputar mengembalikan modal yang telah dikeluarkan dalam perjuangan merebut kursi. Langkah pertama adalah mengamankan jatah dana pokir.
Rakyat harus paham, mereka adalah petugas partai. Kedaulatan dan kekuasaan politik tertinggi di tangan rakyat sudah selesai dilaksanakan pada saat pencoblosan suara. Sudah lunas dibayar dengan sembako atau uang dua ratus ribu. Impas.
Apakah para anggota Dewan akan bekerja untuk memikirkan nasib rakyat? Kita harapkan memang demikian, meskipun harapan itu besar kemungkinan akan mendatangkan kekecewaan dan kekecewaan.
Jangan lupa. Anggota Dewan telah mengeluarkan modal yang tidak sedikit untuk bisa meraih jabatan tersebut. Mereka tentu harus bekerja keras untuk mengembalikan modal. Kalian tunggu dulu!
Ikhlas atau tidak, rakyat harus tetap tenang dan terimalah fakta itu. Jangan mimpi akan datang wakil rakyat untuk bertanya tentang kesulitan yang sedang anda hadapi. Karena, hari-hari ini ke depan bukan lagi milik rakyat, tapi milik mereka, para politisi.
Jikapun ada aspirasi politik ataupun pokok pikiran (pokir) hal itu sudah ada yang urus dan mengelolanya. Sudah ada koordinator lapangan (korlap).
Sekali lagi, kita hanya bisa menyatakan selamat menikmati kejayaan kekuasaan yang telah diperoleh. Mereka secara resmi telah dilantik sebagai pemangku kekuasaan politik, dalam praktik politik “trias politica” yang berlaku di negara dan daerah ini.
Para petugas partai akan sangat sibuk mulai sekarang. Hari-hari mereka akan full dengan jadwal rapat dan berada di kantor.
Pesan kami kepada petugas partai, jangan lupa bertanya kepada para senior, ya! Mereka adalah mentor tempat berguru yang baik tentang banyak hal, terutama tentang bagaimana mengelola anggaran pokir.
Selamat berkantor, petugas partai.[]
Penulis adalah pengamat kebijakan publik dan akademisi, berdomisili di Banda Aceh