News  

Plt Gubernur Minta Bank Aceh harus Lebih Produktif

KabarAktual.id – Bank Aceh Syariah dinilai, selama ini, lebih banyak berkonsentrasi pada pengelolaan kredit konsumtif. Di bawah kepemimpinan Direktur Utama yang baru, Haizir Sulaiman, yang dilantik oleh Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Senin (8/10), bank tersebut diharapkan mampu mendorong tumbuhnya iklim entrepreneurship.

Nova menyebut, “harus mencetak pengusaha dan saudagar putra daerah lebih banyak.” Menurut dia, telah banyak hal positif yang dicapai Bank Aceh di samping perlu pula melakukan pembenahan di bidang lainnya.

“Kalau mau maju, harus lihat kekurangan dan memperbaikinya. Penyaluran dana sekitar lima persen sangat tidak seimbang dengan penghimpunan dana pihak ketiga yang mencapai 20 persen,” katanya sambil menambahkan “apabila penyaluran pembiayaan turun, akan menimbulkan ongkos yang tinggi.”

Dia menyatakan setuju dengan prinsip prudential banking yang diterapkan oleh manajemen Bank Aceh, tapi hal itu diharapkan tidak mematikan semangat berinovasi. Karena itu, Bank Aceh ke depan diminta agar melirik sektor usaha produktif. “Perkembangan usaha produktif sangat lambat, harus mulai dibenahi,” kata Nova.

Seiring akan muncul pasar bebas ASEAN yang lebih dikenal dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada awal 2020, Plt Gubernur mengingatkan Bank Aceh untuk melakukan persiapan yang sungguh-sungguh. Karena MEA pasti akan memberi dampak pada perbankan.

Oleh sebab itu, ia memberi catatan krusial pada beberapa hal yang perlu mendapatkan pembenahan, yaitu penguatan dan strukturisasi dewan komisaris, optimalisasi produk sesuai dengan tantangan MEA, penyiapan SDM yang handal, serta penerapan IT.

Ketika memberi sambutan usai melantik Haizir di Pendopo Gubernur Aceh, Nova Iriansyah Aceh menjelaskan, selama satu dekade terakhir, bank yang dulu bernama BPD (bank pembangunan daerah) telah mengalami pertumbuhan yang baik. Hingga 2018 berhasil membukukan asset sebesar Rp 24,7 triliun.

Hasil yang dicapai tersebut tidak terlepas dari kinerja para pemimpin Bank Aceh sebelumnya, termasuk Busra Abdullah yang telah meninggal dunia Desember 2017. Karena itu, Bank Aceh membutuhkan seorang pemimpin baru.

Dalam mencari sosok yang tepat untuk memimpin Bank Aceh, katanya, telah dilalui proses yang sangat panjang. Proses itu dimulai sejak Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) yang lalu sampai lulusnya Haizir Sulaiman pada feet and proper test dan telah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisioner OJK nomor KEP-141/D.03/2018, tanggal 6 Agustus 2018.

Plt Gubernur berharap, di bawah kendali Haizir Sulaiman sebagai Dirut, Bank Aceh akan terus tumbuh berkembang dan mampu menjadi salah satu Bank Umum Syariah yang terbaik di Indonesia.

Di hadapan para undangan yang memenuhi ruangan restoran Gubernuran, antara lain Adnan Ganto yang juga penasehat Bank Aceh, Nova menjelaskan, bahwa untuk mendapatkan calon Dirut Bank Aceh Syariah yang tepat bukanlah pekerjaan mudah. Para pemegang saham harus melakukan evaluasi dan kajian secara spesifik dan komperehensif guna mendapatkan figur yang handal dengan talenta yang mumpuni.

Dikatakan, dari beberapa kandidat yang diusulkan oleh komite nominasi/renumerasi, sebenarnya semuanya telah memenuhi syarat dengan kompetensi yang memadai. “Melalui proses seleksi yang lebih terukur, kami yakin dan percaya, hanya orang yang punya semangat juang dan kerja keras yang tinggi, yang akan mampu memimpin bank kebanggaan rakyat Aceh ini,” kata Nova.

Plt Gubernur melanjutkan, selain harus melalui feet and proper test dari OJK, ada kriteria lain yang harus dinilai, termasuk soal ketaatan pada syariat Islam, moralitas, loyalitas, dan track record. Makanya penilaian terhadap masing-masing kandidat tidak hanya melibatkan para pemegang saham, tapi juga ada pihak lain yang terkadang bekerja secara rahasia. “Mudah-mudahan dengan sistem penilaian itu, kami semakin yakin bahwa selaku pemegang saham, kami telah memilih orang yang tepat untuk Direktur Utama Bank Aceh Syariah periode 2018-2022,” Nova mengutarakan optimismenya.

Dia berharap, kiranya Dirut yang dilantik dapat bekerja maksimal, mampu memberikan yang terbaik bagi kemajuan bank. “Sebagai Kepala Pemerintahan Aceh, saya harapkan manajemen Bank Aceh ke depan lebih tanggap menghadapi berbagai perubahan iklim makro dan mikro di era persaingan global ini, sehingga Bank Aceh mampu bersaing menghadapi perkembangan ekonomi dan teknologi dunia perbankan yang semakin kompetitif.”

Dalam perjalanan Bank Aceh beberapa waktu terakhir, dia mengakui, bahwa kemajuan demi kemajuan telah berhasil dicapai. Pertumbuhan terus menunjukkan tren yang positif. Sampai akhir September 2018, total asset Bank Aceh telah mencapai Rp 24, 7 triliun, dengan penghimpunan dana pihak ketiga sebesar Rp 21,7 triliun dan penyaluran aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan sebesar Rp13,0 triliun dengan penyertaan modal sebesar Rp 1.04 triliun.

Dikatakan, perolehan laba Bank Aceh juga sangat menggembirakan, mencapai Rp 422 milyar. Demikian pula rasio kecukupan modal (KPMM) mencapai 18,66%, jauh melampaui batas yang disyaratkan oleh regulator sebesar minimal 8 persen. Kondisi ini menunjukkan sinyal semakin kuat dan handalnya kinerja bank milik rakyat Aceh ini, yang tentunya ini dicapai berkat dukungan dan kepercayaan dari seluruh nasabah dan masyarakat serta stakeholder lainnya.

Plt Gubernur berharap, tren positif ini terus dipertahankan dan ditingkatkan secara berkesinambungan. Sehingga, “dari tahun ke tahun, kita terus melihat perkembangan yang menggembirakan, dan tentu dengan kontribusi yang lebih optimal kepada masyarakat dan Pemerintah Aceh dari bank yang kita cintai ini,” ujar Nova.

Untuk itu, kepada Direktur Utama Bank Aceh, ia mengharapkan supaya bekerja lebih profesional dengan semangat yang tinggi, didukung komitmen, integritas, loyalitas dan kompetensi yang tinggi pula. “Melalui leadership yang kuat dan koordinasi yang berjalan baik, saya minta Direktur Utama dapat segera melakukan konsolidasi internal dan pembenahan dalam rangka penguatan manajemen dan kelembagaan dengan memastikan seluruh unsur dalam struktur organisasi berada dalam satu team work yang solid,” harapnya.

Dalam kaitan itu, selaku pemegang saham pengendali, ia meminta Dirut Bank Aceh untuk memprioritaskan beberapa program, khususnya terkait dengan penyaluran pembiayaan usaha produktif, terutama di sektor UMKM, guna mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan tersedianya lapangan kerja yang dapat mendorong perbaikan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Aceh.

Pengembangan dan pelayanan dengan sistem syariah juga perlu terus ditingkatkan, mengingat Aceh merupakan daerah yang menerapkan syariat Islam. Selain itu, “Bank Aceh juga perlu memperhatikan digitalisasi bisnis bank dalam seluruh aspek operasional,” kata Nova.

Menurut Plt Gubernur, beberapa hal itu akan menjadikan Bank Aceh mampu merebut semakin banyak konsumen, memenangkan persaingan, dan pada akhirnya akan menjadikannya sebagai leader bukan follower.

Diingatkan, Bank Aceh perlu terus membangun sinergi dalam networking dengan berbagai pihak. Dalam melaksanakan program Aceh Kaya dan Aceh Kreatif dibutuhkan juga keikutsertaan Bank Aceh. “Kepada para pemegang saham, saya mengimbau kiranya dapat terus memberikan dukungan yang maksimal terutama dalam memperkuat struktur permodalan PT. Bank Aceh melalui penyertaan modal masing-masing, disamping penambahan modal yang diupayakan manajemen.”

Dikatakan, dengan begitu, maka bank ini akan lebih mudah menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi dalam memberikan dukungan penguatan ekonomi kepada masyarakat. Kepada masyarakat luas dia menghimbau agar memanfaatkan jasa, produk, dan layanan Bank Aceh Syariah. “Agar bank ini dapat terus berkontribusi secara maksimal untuk memajukan ekonomi masyarakat dan daerah kita. Bank Aceh ini adalah milik kita semua masyarakat Aceh,” ujarnya.

Eksistensi Bank Aceh, katanya, sangat tergantung pada seberapa besar dukungan masyarakat. Karena itu, dukungan yang lebih meningatkat lagi pada masa yang akan datang. Dia juga menyampaikan ucapan terima kasih dan penghormatan secara khusus kepada Direktur Utama periode sebelumnya almarhum Busra Abdullah yang telah berjasa mengembangkan Bank Aceh. “Kepada Dirut baru, atas nama rakyat Aceh kami menitipkan perjalanan bank ini di tangan Saudara. Semoga saudara bisa menjalankan amanah ini dengan baik serta dapat terus meningkatkan kinerja bank ini lebih baik lagi dimasa yang akan datang,” pintanya.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *